JAKARTA - Dinas intelijen Denmark memperkirakan Rusia akan merekrut warga sipil dan menggunakan jurnalis serta pebisnis, untuk memata-matai negara tersebut.
Langkah itu diperkirakan sebagai alternatif, setelah para diplomat Rusia diusir dari negara itu tahun lalu karena dicurigai melakukan spionase, demikian ungkap dinas tersebut pada Hari Selasa.
Invasi Rusia ke Ukraina telah meningkatkan kebutuhan Moskow untuk mengumpulkan informasi intelijen di negara-negara NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara), sebut Dinas Keamanan dan Intelijen Denmark (PET) dalam sebuah laporan pada Hari Selasa, seperti dilansir dari Reuters 3 Mei.
Mengontrol pintu masuk ke Laut Baltik, Denmark akan memainkan peran strategis yang penting dalam potensi konflik militer dengan Rusia sebagai tempat transit untuk bala bantuan NATO, membuat anggota NATO tersebut menjadi fokus khusus bagi Rusia, kata PET.
Kedutaan Besar Rusia di Kopenhagen tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters terkait hal ini.
Ketika Denmark, sejalan dengan negara-negara Uni Eropa lainnya, mengusir 15 diplomat Rusia pada April tahun lalu, hal ini melumpuhkan kemampuan Rusia untuk memata-matai Denmark.
"Namun kebutuhan Rusia untuk mendapatkan informasi di Denmark telah meningkat ... dan oleh karena itu PET memperkirakan Rusia akan mencoba menggunakan cara lain untuk memata-matai Denmark," terang PET.
"... Bisa jadi menempatkan petugas intelijen di Denmark di luar perwakilan diplomatik, misalnya sebagai jurnalis atau pebisnis, menggunakan petugas intelijen yang berkunjung atau badan intelijen Rusia merekrut sumber-sumber Denmark di Rusia atau di negara ketiga," papar PET.
BACA JUGA:
Badan intelijen itu menambahkan, metode lain akan mencakup berbagai bentuk pengumpulan intelijen elektronik dan spionase siber.