NSA Mata-matai Pejabat Eropa, Angela Merkel hingga Emmanuel Macron Protes Keras
Salah satu ruang kendali operasi NSA. (Wikimedia Commons/National Security Agency)

Bagikan:

JAKARTA - Prancis dan Jerman menyayangkan ulah Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), yang menggunakan kemampuannya untuk memata-matai sejumlah pemimpin Eropa, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut, Prancis dan Jerman mencari kejelasan penuh atas laporan yang mengklaim bahwa salah satu badan intelijen Denmark membantu Amerika Serikat memata-matai beberapa pejabat senior Eropa.

Media Denmark DR menyebut NSA menggunakan kemitraan dengan unit intelijen luar negeri Denmark untuk menlakukan aktivitas mata-mata tersebut.

"Jika informasinya benar, praktik ini tidak dapat diterima antara sekutu dan bahkan kurang dapat diterima antara sekutu dan mitra Eropa," kecam Presiden Macron dalam sebuah pernyataan kepada pers setelah pertemuan puncak Perancis-Jerman secara virtual, seperti melansir CNN Selasa 1 Juni.

Kanselir Jerman Angela Merkel pada Hari Senin mengatakan, dia setuju dengan pernyataan Presiden Macron, penyadapan antara sekutu tidak dapat diterima. 

"Tidak ada yang berubah dalam sikap kami terhadap klarifikasi yang diberikan oleh pendahulunya pada saat itu," tegas Merkel, merujuk pada klaim awal yang diajukan pada 2013.

"Kami fokus pada hubungan saat ini dan saling percaya. Dan apa yang benar pada saat itu masih berlaku sampai sekarang. Saya lega bahwa pemerintah Denmark, menteri pertahanan, menyatakan dengan sangat jelas, apa yang dia pikirkan tentang hal-hal ini dan sejauh itu saya melihat dasar yang baik, tidak hanya untuk mengklarifikasi masalah, tetapi untuk benar-benar membangun hubungan saling percaya," tambah Angela Merkel.

nsa
Ilustrasi Amerika NSA. (Wikimedia Commons/National Security Agency_

Terkait dengan hal ini, Badan Intelijen Pertahanan Denmark (FE) telah meluncurkan penyelidikan internal pada tahun 2014 mengenai apakah NSA menggunakan kemitraannya dengan FE, memanfaatkan kabel internet Denmark, untuk mematai-matai pejabat senior Eropa, menurut Reuters, seiring dengan informasi yang diterima DR dari sembilan sumber.

"Pemerintah Denmark dapat dan tidak akan mengomentari spekulasi di media mengenai dinas intelijen kami," kata Menteri Pertahanan Denmark Trine Bramsen dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke CNN.

"Posisi pemerintah Denmark jelas, penargetan sistematis terhadap mitra sekutu dekat kami tidak dapat diterima. Jelas, itu adalah prinsip mapan yang dipatuhi oleh otoritas Denmark," tegasnya.

Sementara, FE menolak mengomentari laporan tersebut sama sekali. NSA juga menolak berkomentar.

Terpisah, Pemerintah federal Jerman sedang berhubungan dengan semua otoritas internasional dan nasional yang relevan untuk mencapai kejelasan tentang masalah tersebut, menurut juru bicara Merkel Steffen Seibert konferensi pers pemerintah di Berlin, kemarin.

Untuk diketahui, DR melaporkan intelijen dikumpulkan melalui analisis perangkat lunak yang dikenal sebagai Xkeyscore, yang dikembangkan oleh NSA. Reuters melaporkan badan tersebut mencegat baik panggilan telepon, teks dan pesan obrolan ke dan dari telepon pejabat di negara tetangga," mengutip laporan DR.