Transisi Brexit: Uni Eropa Ingin Pertahankan Kuota Tangkap Ikan di Perairan Inggris

JAKARTA - Presiden Prancis Emmanuel Macron dan para pemimpin lain Uni Eropa akan bersikeras pada aturan penegakan yang ketat untuk setiap kesepakatan perdagangan dengan Inggris. Hal ini terkait transisi Brexit. Kuota tangkapan ikan di perairan Inggris jadi salah satu fokus.

Macron memperingatkan bahwa tawaran Perdana Menteri Boris Johnson untuk mengesampingkan perjanjian keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) telah menunjukkan bahwa kata-katanya tidak dapat dipercaya.

Dilaporkan Financial Times, Senin, 12 Oktober, para diplomat Uni Eropa mengatakan para pemimpin --yang berpartisipasi pada pertemuan puncak yang dimulai Kamis, 8 Oktober-- akan meminta kepala negosiator Brexit dari Uni Eropa Michel Barnier untuk memastikan jaminan "lapangan bermain yang setara" untuk bisnis Eropa yang bersaing dengan perusahaan Inggris didukung oleh hak bagi Brussel untuk mengambil tindakan pembalasan cepat jika Inggris melanggar komitmennya.

Prancis dan negara penangkap ikan lain di Uni Eropa akan menekankan tekad mereka mempertahankan hak kuota di perairan Inggris. Hal itu membuat Barnier hanya memiliki ruang terbatas untuk membuat kesepakatan dengan Inggris.

Boris Johnson, pada Minggu, 11 Oktober mengatakan kepada Kanselir Jerman Angela Merkel bahwa kemajuan harus dibuat dalam perundingan kesepakatan perdagangan pasca-Brexit dengan Uni Eropa dalam beberapa hari mendatang. Hal itu penting untuk menjembatani "kesenjangan yang signifikan", khususnya di bidang perikanan dan lapangan bermain yang seimbang.

Johnson mengulangi menyampaikan keyakinannya bahwa "sementara mencapai kesepakatan dalam beberapa hari mendatang akan bermanfaat bagi kedua belah pihak, Inggris juga bersiap untuk mengakhiri masa transisi dengan persyaratan gaya Australia".