Rusia Berharap Rebut Bakhmut Selasa Besok, Jenderal Ukraina: Tugas Kami Mencegah Hal Itu
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat mengunjungi pasukannya di garis depan. (Sumber: President.gov.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Rusia dilaporkan mengintensifkan serangan di Bakhmut, dengan harapan dapat merebut kota strategis di Ukraina timur pada Hari Selasa, jelas jenderal tertinggi Ukraina yang bertanggung jawab atas pertahanan kota yang terkepung itu pada Hari Minggu, bersumpah untuk mencegahnya.

Rusia memperingati Hari Kemenangan atau 'Victory Day' setiap tanggal 9 Mei, menetapkannya sebagai hari libur nasional negara itu, untuk memperingati kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.

Komandan pasukan darat Ukraina Kolonel Jenderal Oleksandr Syrskyi mengatakan, pasukan Rusia meningkatkan intensitas penembakan dengan senjata berat di kota itu, mulai menggunakan peralatan yang lebih canggih dan mengumpulkan kembali pasukan.

"Hari ini, penting untuk mengambil keputusan secepat mungkin dan memprediksi tindakan musuh," kata Syrskyi di saluran Telegram-nya, setelah apa yang dia katakan sebagai inspeksi ke pasukan di sepanjang garis depan Bakhmut, melansir Reuters 8 Mei.

"Rusia masih berharap untuk merebut kota itu pada 9 Mei. Tugas kami adalah mencegah hal itu," tegasnya.

Pertempuran untuk merebut kota yang pernah menjadi rumah bagi 70.000 orang itu memiliki arti penting bagi kedua belah pihak, dengan Ukraina masih mempertahankan beberapa bagian kota itu setelah lebih dari 10 bulan pertempuran sengit melawan pasukan reguler Rusia dan tentara bayaran Wagner.

Diketahui, Moskow melihat Bakhmut sebagai batu loncatan untuk menyerang kota-kota Ukraina lainnya. Sementara, Kyiv telah mengatakan sebelumnya, dengan mempertahankan Bakhmut, memungkinkan militer untuk mempersiapkan serangan balasan yang direncanakan.

Terpisah, kepala tentara bayaran Rusia Grup Wagner Yevgeny Prigozhin dikabarkan akan membatalkan penarikan pasukannya dari Bakhmut yang disampaikan pekan lalu, lantaran kurangnya pasokan amunisi yang dibutuhkan.

Jenderal Syrskyi mengatakan, pertempuran yang meningkat "menunjukkan bahwa musuh tidak akan mengubah rencana mereka dan melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk menguasai Bakhmut, melanjutkan tindakan ofensif."