Bagikan:

JAKARTA - Kepala tentara bayaran Rusia yang memelopori usaha untuk merebut Kota Bakhmut di Ukraina timur memperkirakan dirinya bakal menuai kritik, usai mengumumkan penarikan pasukannya dari wilayah itu, kendati juga menjanjikan bakal kembali.

Kepala tentara bayaran Grup Wagner Yevgeny Prigozhin mengatakan dalam pengumuman yang tiba-tiba dan dramatis pada Hari Jumat, pasukannya akan menarik diri dari Kota Bakhmut, Ukraina, yang telah mereka coba rebut dengan sia-sia sejak musim panas lalu.

Prigozhin mengatakan mereka akan mundur pada 10 Mei, mengakhiri keterlibatan dalam pertempuran perang terpanjang dan paling berdarah, karena kerugian besar dan pasokan amunisi yang tidak memadai. Dia pun meminta kepala pertahanan untuk menempatkan tentara reguler sebagai gantinya.

Prigozhin juga memperkirakan, dia akan menghadapi kritik terkait pengumuman penarikan pasukannya tersebut.

"Nanti akan ada orang pintar yang mengatakan, bahwa kita harus lebih lama tinggal di Bakhmut," ujarnya seperti melansir Reuters 5 Mei.

"Siapa pun yang memiliki komentar kritis, datanglah ke Bakhmut, Anda dipersilakan, berdiri dengan senjata di tangan Anda untuk menggantikan rekan-rekan kami yang terbunuh," tandasnya.

Kendati demikian, Prigozhin mengatakan pasukannya akan kembali saat dibutuhkan.

"Kami akan menjilat luka kami, dan ketika Tanah Air dalam bahaya, kami akan bangkit kembali untuk mempertahankannya. Rakyat Rusia dapat mengandalkan kami," tegasnya.

Untuk diketahui, Grup Wagner telah memelopori upaya Rusia untuk merebutnya. Prigozhin mengatakan tiga minggu lalu, anak buahnya menguasai lebih dari 80 persen kota.

Tanggal penarikan yang ditetapkan pada 10 Mei, memberikan waktu lima hari bagi para pejabat pertahanan untuk mengisi kekosongan yang akan ditimbulkan oleh penarikan mundur Wagner. Hal ini juga dikatakan membayangi perayaan nasional pada 9 Mei, ketika Rusia memperingati kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua, sementara Presiden Vladimir Putin biasanya akan berpidato di Lapangan Merah.