Menteri Pertahanan Shoigu Ungkap Alasan Rusia Ngotot Menduduki Kota Bakhmut Ukraina
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu. (Sumber: Kremlin)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan perebutan Bakhmut di Ukraina timur sangat penting, untuk melubangi pertahanan Ukraina dan akan memungkinkan pasukan Moskow untuk melakukan operasi ofensif lebih jauh ke dalam negeri Ukraina.

Pasukan Rusia telah melakukan kampanye intensif selama berbulan-bulan untuk menguasai kota kecil itu, dalam apa yang akan menjadi kemajuan teritorial signifikan pertama mereka sejak musim panas lalu.

"Pembebasan Artyomovsk berlanjut," kata Shoigu dalam sambutannya di televisi, menggunakan nama lama era Uni Soviet untuk Bakhmut, dilansir dari Reuters 8 Maret.

"Kota ini merupakan pusat penting untuk mempertahankan pasukan Ukraina di Donbas. Mengambil kendali akan memungkinkan tindakan ofensif lebih lanjut dilakukan jauh ke dalam garis pertahanan Ukraina," ungkap Shoigu.

Wilayah industri berat Donbas di Ukraina timur terdiri dari Donetsk dan Lugansk, yang keduanya diklaim oleh Rusia bersama dengan dua wilayah Ukraina lainnya sebagai wilayahnya sendiri usai referendum tahun lalu, klaim yang ditolak Kyiv dan Barat sebagai ilegal.

Yevgeny Prigozhin, kepala kelompok tentara bayaran Wagner Rusia yang telah mempelopori pertempuran untuk kota tersebut, mengatakan Jumat lalu, pasukannya "secara praktis mengepung" Bakhmut.

Namun dia mengatakan pada Hari Senin, pasukannya membutuhkan tentara reguler untuk memberinya lebih banyak amunisi, bala bantuan dan dukungan perlindungan untuk menang.

Sementara, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Hari Senin, pasukan Ukraina akan terus mempertahankan kota, saat kabar tentang mundurnya Ukraina dalam waktu dekat terus beredar.

bakhmut
Tentara Ukraina dalam parit perlindungan di Bakhmut. (Twitter/@DefenceU Viktor Borinets)

Ditanya tentang komentar Menteri Shoigu pada Hari Selasa, Prigozhin mengatakan dia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah perebutan Bakhmut, tetapi meminta Rusia untuk tidak terburu-buru.

"Mereka mengatakan 'jangan jual kulitnya sampai Anda menangkap beruangnya,' tetapi tidak ada yang berbicara tentang konsekuensi mencoba melepaskan kulitnya saat beruang itu masih hidup," katanya dalam sebuah unggahan di Telegram.

Diketahui, bos tentara bayaran dan kementerian pertahanan telah terlibat dalam perselisihan jangka panjang atas kampanye Rusia di Ukraina.

Dalam kritik terbarunya, Prigozhin menuduh Menteri Shoigu menghambat serangan Bakhmut dengan tidak menyediakan cukup amunisi untuk pasukan Wagnernya. Kementerian Pertahanan telah menolak tuduhan semacam itu di masa lalu.

Dalam unggahannya pada Hari Selasa, Prigozhin membuat referensi tajam ke menteri pertahanan, mengatakan dia "belum melihatnya di Bakhmut" dan mengatakan pasukan Wagner datang melawan pasukan Ukraina yang diperlengkapi dengan baik, yang jumlahnya bisa mencapai 20.000 orang.

"Zelensky tidak kehabisan orang, ribuan lainnya dilempar ke 'penggiling daging'. Mereka memiliki amunisi dan senjata," tuturnya.

Prigozhin juga tampaknya mengkritik Shoigu, karena secara terbuka mengomentari apa yang mungkin dilakukan pasukan Rusia setelah merebut Bakhmut.

"Mengapa Sergei Kuzhugetovich (Shoigu) mengomentari itu saya tidak tahu ... mungkin untuk menyenangkan penonton Rusia. Mungkin untuk mengganggu Zelensky," tukasnya.

Dalam sambutannya di televisi, Shoigu mengatakan Barat meningkatkan pengiriman senjatanya ke Ukraina. Tetapi, hal itu menurutnya tidak akan mengubah situasi di medan perang. Baik Kyiv dan Moskow mengatakan mereka telah membunuh sejumlah besar pasukan musuh dalam pertempuran untuk Bakhmut.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan pada Hari Senin, Kota Bakhmut di Ukraina timur lebih bersifat simbolis daripada strategis operasional, dengan kejatuhannya tidak berarti bahwa Moskow telah mendapatkan kembali inisiatif dalam perang.

"Saya pikir itu lebih merupakan nilai simbolis daripada nilai strategis dan operasional," kata Menteri Austin kepada wartawan saat mengunjungi Yordania.

"Jatuhnya Bakhmut tidak berarti bahwa Rusia telah mengubah gelombang pertarungan ini," lanjut Kepala Pentagon ini, seraya menambahkan bahwa dia tidak akan memprediksi apakah atau kapan Bakhmut akan jatuh.