Menhan Rusia Keluarkan Peringatan, Keterlibatan NATO di Ukraina Bisa Timbulkan Eskalasi Tak Terprediksi
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu memimpin rapat koordinasi para pejabat militer. (Wikimedia Commons/mil.ruMinistry of Defence)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Rusia mengatakan pada Hari Selasa, pasokan senjata Barat ke Ukraina secara efektif menyeret Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke dalam konflik, memperingatkan hal ini dapat menyebabkan eskalasi yang tidak dapat diprediksi".

"AS dan sekutunya berusaha memperpanjang konflik selama mungkin," kata Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dalam panggilan konferensi dengan para pejabat militer, dilansir dari Reuters 8 Februari.

"Untuk melakukan ini, mereka telah mulai memasok senjata ofensif berat, secara terbuka mendesak Ukraina untuk merebut wilayah kami. Faktanya, langkah seperti itu menyeret negara-negara NATO ke dalam konflik dan dapat menyebabkan tingkat eskalasi yang tidak dapat diprediksi," jelasnya.

Kiasannya untuk "wilayah kami" tampaknya merujuk pada empat wilayah di timur dan selatan Ukraina, meliputi Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson, yang diklaim Rusia telah dianeksasi menyusul referendum September lalu yang dikutuk oleh Kyiv dan sekutu Baratnya sebagai tidak sah.

Hingga saat ini, sebagian besar wilayah-wilayah yang diklaim Rusia tersebut tetap berada di tangan Ukraina.

Dalam kesempatan tersebut, Menhan Shoigu juga mengklaim, operasi militer di dekat Vuhledar dan Kota Bakhmut di Ukraina timur, tempat Rusia mengintensifkan serangannya, "berjalan dengan baik".

Sebelumnya, pertempuran telah terfokus selama berbulan-bulan di sekitar Kota Bakhmut yang dikuasai Ukraina di provinsi Donetsk timur, yang coba dikepung oleh Rusia.

Moskow juga melancarkan serangan lebih jauh ke selatan terhadap Vuhledar, benteng yang dikuasai Ukraina di persimpangan strategis antara garis depan timur dan selatan.

Moskow telah berulang kali menuduh aliansi militer Barat dan NATO memainkan peran langsung dalam konflik Ukraina dengan memasok senjata ke Kyiv, memperingatkan senjata NATO adalah "target yang sah" untuk angkatan bersenjatanya.

Diketahui, Amerika Serikat telah mengirimkan bantuan militer senilai lebih dari 20 miliar dolar AS ke Ukraina sejak invasi Rusia Februari lalu, dan bersiap untuk memberi Kyiv roket jarak jauh sebagai bagian dari paket senjata baru senilai 2 miliar dolar AS yang diumumkan minggu lalu.

Sementara, Ukraina mengatakan senjata serta perlengkapan militer lainnya, termasuk tank, sangat dibutuhkan untuk mencegah serangan Rusia dan meningkatkan daya tembaknya, untuk mengantisipasi serangan musim semi pasukan Moskow.

Pejabat Ukraina mengatakan, Moskow mengumpulkan senjata dan pasukan cadangan untuk serangan baru dalam beberapa minggu mendatang.