Bagikan:

JAKARTA - Kedutaan Besar AS di Kyiv, Ukraina, menerima informasi mengenai potensi serangan udara signifikan dari Rusia. Kedubes AS akan ditutup sementara.

"Untuk berjaga-jaga, Kedutaan Besar akan ditutup, dan pegawai Kedutaan diinstruksikan untuk berlindung di tempat. Kedutaan Besar AS menyarankan warga AS bersiap untuk segera berlindung jika ada peringatan udara yang diumumkan," kata Kedubes AS di Kyiv dalam unggahannya, Rabu, 20 November.

Perang Rusia-Ukraina hingga saat ini masih berlanjut usai invasi selama 1.000 hari oleh Rusia. Terbaru, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut serangan Ukraina ke wilayah Bryansk di Rusia  menggunakan rudal ATACMS yang dipasok Amerika Serikat (AS).

Penggunaan rudal ATACMS dianggap sinyal jelas Barat ingin meningkatkan konflik di Ukraina.

“Fakta bahwa ATACMS digunakan berulang kali di wilayah Bryansk dalam semalam, tentu saja, merupakan sinyal bahwa mereka menginginkan eskalasi,” kata Lavrov, yang berbicara di Rio de Janeiro, kepada wartawan dilansir Reuters, Selasa, 19 November.

“Tanpa Amerika, mustahil menggunakan rudal berteknologi tinggi ini, seperti yang berulang kali dikatakan Putin,” kata Lavrov.

Rusia menyebut Ukraina menembakkan enam rudal ATACMS buatan AS ke wilayah barat Bryansk.

Lavrov mengatakan dia berharap doktrin nuklir baru Moskow, yang mana Presiden Vladimir Putin menurunkan ambang batas serangan nuklir, akan dibaca dengan cermat.

Vladimir Putin sebelumnya pernah mengatakan persetujuan Barat atas serangan Ukraina berarti keterlibatan langsung negara-negara NATO, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dalam perang di Ukraina karena infrastruktur dan personel militer NATO harus dilibatkan dalam penargetan dan penembakan rudal.