JAKARTA - Pejuang dari Hamas dan faksi Gaza lainnya telah membentuk pasukan untuk mencegah geng menjarah konvoi bantuan.
Sejak dibentuk bulan ini di tengah meningkatnya kemarahan masyarakat terhadap penyitaan bantuan, pasukan baru ini telah melakukan operasi berulang kali, menyergap para penjarah dan membunuh beberapa orang dalam bentrokan bersenjata, kata sumber tersebut.
Dilansir Reuters, Selasa, 19 November, upaya Hamas untuk memimpin dalam mengamankan pasokan bantuan menunjukkan kesulitan yang akan dihadapi Israel di Gaza pascaperang.
Israel menuduh Hamas membajak bantuan. Kelompok tersebut menyangkal hal tersebut dan menuduh Israel berusaha mengobarkan anarki di Gaza dengan menargetkan polisi yang menjaga konvoi bantuan.
Juru bicara militer Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters mengenai unit Hamas yang memerangi para penjarah.
Di tengah kekacauan perang, geng-geng bersenjata semakin sering menggerebek konvoi pasokan, membajak truk dan menjual stok barang rampasan di pasar Gaza dengan harga selangit.
Selain memicu kemarahan terhadap militer Israel, kekurangan tersebut juga menimbulkan pertanyaan tentang Hamas atas ketidakmampuannya menghentikan geng-geng tersebut.
BACA JUGA:
“Kami semua menentang bandit dan penjarah sehingga kami bisa hidup dan makan, sekarang Anda wajib membeli dari pencuri,” kata Diyaa al-Nasara, berbicara di dekat pemakaman seorang pejuang Hamas yang tewas dalam bentrokan dengan penjarah.
Pasukan anti-penjarahan yang terdiri dari para pejuang bersenjata lengkap dari Hamas dan kelompok sekutunya, diberi nama "Komite Populer dan Revolusioner" dan siap menembaki para pembajak yang tidak menyerah.