Sekjen NATO Peringatkan Kota Bakhmut Ukraina Dapat Jatuh ke Tangan Rusia dalam Beberapa Hari
Sekjen NATO Jens Stoltenberg. (Wikimedia Commons/Fornyingsdepartementet)

Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg memperingatkan pada Hari Rabu, Kota Bakhmut di Ukraina timur mungkin jatuh ke tangan Rusia dalam beberapa hari mendatang, setelah pertempuran sengit selama berbulan-bulan.

Pernyataannya datang ketika kelompok tentara bayaran Grup Wagner Rusia, yang telah mempelopori serangan terhadap Bakhmut, mengklaim telah merebut tepi timur kota industri, yang hancur dalam pertempuran terpanjang sejak Moskow menginvasi.

Kemarin, Kepala Wagner dan sekutu Kremlin Yevgeny Prigozhin mengatakan di media sosial, pasukannya "telah merebut seluruh bagian timur Bakhmut" sebuah kota tambang garam dengan populasi 80.000 sebelum perang.

Pertempuran sengit di sekitar Bakhmut telah menjadi yang terpanjang dan paling berdarah dalam invasi Rusia selama lebih dari setahun, yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Ukraina dan membuat jutaan orang mengungsi.

"Apa yang kita lihat adalah bahwa Rusia mengerahkan lebih banyak pasukan, lebih banyak pasukan dan apa yang kurang dalam kualitas yang mereka coba perbaiki secara kuantitas," kata Stoltenberg kepada wartawan di Stockholm, di sela-sela pertemuan para menteri pertahanan Uni Eropa, seperti melansir CNA 9 Maret.

Di ibu kota Swedia itu, para menteri Uni Eropa sedang mendiskusikan rencana untuk meningkatkan produksi pertahanan, mempercepat amunisi ke Ukraina karena negara itu membakar ribuan peluru howitzer setiap hari.

"Kami tidak dapat mengesampingkan bahwa Bakhmut pada akhirnya akan jatuh dalam beberapa hari mendatang," kata kepala aliansi militer pimpinan AS, menambahkan bahwa "ini tidak serta merta mencerminkan titik balik perang".

Terpisah, dalam wawancara dengan CNN, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan apa yang bisa terjadi jika Bakhmut jatuh ke tangan pasukan Rusia.

"Kami memahami bahwa setelah Bakhmut, (pasukan Rusia) dapat melangkah lebih jauh dan menyerang kota-kota terdekat di wilayah Donetsk," jelas Presiden Zelensky.

"Mereka bisa pergi ke Kramatorsk, mereka bisa pergi ke Sloviansk, itu akan menjadi jalan terbuka bagi Rusia setelah Bakhmut ke kota-kota lain di Ukraina, ke arah Donetsk," terang Zelensky dalam wawancara yang disiarkan Rabu.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan kepada para pejabat militer selama pertemuan yang disiarkan televisi pada Hari Selasa, mengambil kendali kota akan memungkinkan "operasi ofensif lebih lanjut" di timur Ukraina.

Sementara itu, Prigozhin memperkirakan antara "12.000 dan 20.000" pasukan Ukraina masih mempertahankan kota.

Presiden Zelensky mengatakan, angkatan bersenjatanya memutuskan untuk tetap tinggal di Bakhmut.

"Tentu saja, kita harus memikirkan kehidupan militer kita. Tapi kita harus melakukan apapun yang kita bisa selagi kita mendapatkan senjata, perbekalan, dan tentara kita bersiap untuk serangan balasan," tandasnya.