JAKARTA - Menteri Luar Negeri Arab Saudi pada Hari Selasa mengatakan, keterlibatan dengan Suriah dapat membuka jalan bagi kembalinya negara tersebut ke Liga Arab, seiring dengan mencairnya hubungan setelah lebih dari satu dekade terisolasi, namun saat ini masih terlalu dini untuk mendiskusikan langkah tersebut.
Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud menegaskan kembali, konsensus sedang dibangun di dunia Arab, bahwa mengisolasi Suriah tidak akan berhasil dan dialog dengan Damaskus diperlukan, terutama untuk mengatasi situasi kemanusiaan di sana.
"Sebuah pendekatan untuk mengatasi masalah-masalah ini diperlukan. Dan hal itu mungkin pada akhirnya akan membawa Suriah kembali ke Liga Arab dan sebagainya. Namun untuk saat ini, saya rasa masih terlalu dini untuk mendiskusikan hal tersebut," ujarnya kepada para wartawan di London, melansir Reuters 8 Maret.
Suriah terisolasi dari dunia Arab, setelah tindakan keras Presiden Bashar al-Assad yang mematikan terhadap protes-protes yang meletus menentang pemerintahannya pada tahun 2011.
Liga Arab menangguhkan keanggotaan Suriah pada tahun 2011, diikuti banyak negara Arab menarik duta besar mereka dari Damaskus.
Namun, Presiden Assad telah diuntungkan oleh curahan dukungan dari negara-negara Arab setelah gempa bumi dahsyat pada 6 Februari yang menewaskan ribuan warga Suriah.
Aljazair menjadi tuan rumah KTT Liga Arab pertama sejak pandemi COVID-19 pada Bulan November, meskipun Damaskus tidak hadir setelah Aljazair gagal membujuk negara-negara Arab lainnya untuk mengakhiri penangguhan Suriah.
BACA JUGA:
Arab Saudi akan menjadi tuan rumah KTT Liga Arab tahun ini. Ketika ditanya apakah Suriah akan diterima, Pangeran Faisal mengatakan: "Saya pikir masih terlalu dini untuk membicarakan hal itu."
"Namun saya dapat mengatakan bahwa ... ada konsensus yang dibangun di dunia Arab, bahwa status quo tidak dapat dipertahankan. Dan itu berarti kita harus menemukan cara untuk melampaui status quo tersebut," tandasnya.