Peringatkan Perang Melawan ISIS Belum Berakhir, Menlu AS Ingin Kamp Pengungsi di Suriah Dibongkar
Menlu AS Antony Blinken bersama Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal dalam pertemuan internasional mengenai ISIS. (Twitter/@KSAmofaEN)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken memperingatkan perang melawan ISIS belum berakhir, saat menghadiri pertemuan internasional yang membahas kelompok teroris tersebut di sela-sela kunjungannya Arab Saudi.

"Para ekstremis berusaha memanfaatkan peluang untuk melancarkan serangan lagi," kata Menlu Blinken di Riyadh, setelah pertemuan Koalisi Global untuk Mengalahkan ISIS, dilansir dari The National News 9 Juni.

"Kita harus tetap berkomitmen pada tujuan kita untuk memastikan stabilitas di negara-negara yang menjadi sasaran ISIS," tandasnya.

Para pemimpin regional dan dunia berkumpul pada Hari Kamis di Arab Saudi, guna membahas cara menghadapi kegiatan ISIS di seluruh dunia.

Diketahui, Menlu Blinken sedang dalam kunjungan tiga hari ke Arab Saudi, di mana dia telah bertemu Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan pejabat senior seperti Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan.

Lebih lanjut Menlu Blinken mengatakan, kembalinya para pejuang ISIS asing yang terdampar di Irak dan Suriah ke tanah air mereka dengan aman harus dipastikan.

"Ini adalah prioritas untuk mengurangi jumlah pengungsi di kamp-kamp pengungsian di seluruh wilayah," lanjutnya di hari terakhir kunjungan ke kerajaan tersebut.

Menlu Blinken memperingatkan, pejuang ISIS dan keluarga mereka yang tinggal di kamp-kamp pengungsian di seluruh wilayah dapat menyebabkan kebangkitan kelompok tersebut. Dia pun meminta pembongkaran kamp pengungsi Al Hol, salah satu yang terbesar di Suriah. Situs ini menampung lebih dari 50.000 orang.

Blinken menggarisbawahi, Washington berkomitmen "untuk mengalahkan ISIS dan menyingkirkan momok terorisme". Dia pun meminta masyarakat internasional untuk menopang upaya memerangi terorisme di Afghanistan dan Afrika.

"Kami memantau munculnya upaya ISIS untuk memulai kembali aktivitasnya di Afghanistan," tambah Blinken.

Sementara itu, Menlu Arab Saudi Pangeran Faisal mengatakan, Riyadh menyerukan perlunya 'mengeringkan' dana ISIS.

"Kita harus bekerja untuk mencegah ISIS mengeksploitasi setiap kesempatan untuk kembali," ujarnya.

"Hal ini dapat dilakukan dengan mendirikan sejumlah pusat untuk memerangi terorisme dan ideologi ekstremis," tandasnya.

Ditambahkan olehnya, kerajaan akan "melakukan segala upaya untuk mendukung koalisi internasional melawan ISIS" dan "upaya terkoordinasi untuk membasmi terorisme akan berlanjut".

Dia juga meminta para pemimpin dunia bekerja sama "untuk mencegah ISIS mengeksploitasi setiap kesempatan untuk kembali".

Sementara itu, Menteri Negara Inggris untuk Timur Tengah Tariq Ahmad mengatakan, London juga mengambil sejumlah langkah untuk melawan ancaman ISIS, termasuk kontribusi sebesar 88 juta poundsterling untuk melanjutkan upaya-upaya kontraterorisme, stabilisasi dan pembangunan sosio-ekonomi di timur laut Suriah dan Irak dalam lima tahun ke depan.

"Meskipun secara teritorial telah dikalahkan, ISIS merupakan ancaman yang terus menghancurkan kehidupan - tidak hanya di wilayah-wilayah yang telah dibebaskan di Irak dan Suriah, namun juga di Afghanistan dan beberapa bagian Afrika di mana afiliasinya aktif," ujar Ahmad.

Dalam pertemuan kemarin, GCC mengatakan mereka berkomitmen untuk "menghadapi (ISIS) di berbagai bidang".

Setelah pertemuan para menteri, Sekretaris Jenderal GCC Jassem Al Budaiwi mengatakan, ia akan membantu "membongkar jaringan dan menghadapi ambisi-ambisi global, dengan cara yang berkontribusi pada terciptanya pemahaman bersama di antara para anggota Koalisi Internasional".