Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan pada Hari Senin, sekitar 10.000 eks tentara ISIS masih berada di kamp-kamp yang dikelola oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi. Ia menyebut situasi ini tidak dapat dipertahankan. 

Berbicara pada pembukaan pertemuan di Roma untuk memperbarui upaya internasional untuk memerangi kelompok teroris ISIS, Blinken mengatakan Washington terus mendesak negara-negara, termasuk 78 negara anggota koalisi melawan ISIS, untuk mengambil kembali warganya yang telah bergabung dengan kelompok itu.

"Situasi ini benar-benar tidak dapat dipertahankan. Itu tidak dapat bertahan tanpa batas waktu. Amerika Serikat terus mendesak negara-negara asal, termasuk mitra koalisi, untuk memulangkan, merehabilitasi, dan jika memungkinkan, mengadili warganya," tegas Blinken mengutip Reuters Selasa 29 Juni. 

Antony Blinken memuji beberapa negara Asia Tengah seperti Kazakhstan dan Uzbekistan dan negara-negara Balkan karena memulangkan beberapa warganya. Namun, pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan Senin lalu, selama konferensi tidak ada negara baru yang membuat komitmen untuk mengambil kembali warga negara mereka.

Mengutip VOA, Blinken menyebut ada lonjakan aktivitas ISIS di luar Irak dan Suriah, misalnya seperti di Sahel, Mozambik dan Tanduk Afrika. Ia pun menyerukan koalisi global untuk membentuk mekanisme khusus, guna menghadapi ancaman ISIS dari Afrika.

"Bersama-sama kita harus tetap berkomitmen mencapai tujuan stabilisasi, sebagaimana yang dilakukan pada kampanye militer yang menghasilkan kemenanganan di medan perang," seru Blinken. 

Untuk diketahui, 77 negara yang tergabung dalam koalisi global melawan ISIS menggelar pertemuan di Roma, Italia Senin 28 Juni kemarin. Pertemuan ini dipimpin oleh Menlu Italia Luigi Di Maio dan Menlu AS Antony Blinken.