Lancarkan Serangan Udara ke Suriah dan Irak, Amerika Serikat Tuai Kritik
Ilustrasi pangkalan militer Amerika Serikat di Irak. (Wikimedia Commons/CPT Chris Heathscott/39th Brigade PAO)

Bagikan:

JAKARTA - Pasukan Amerika Serikat diserang roket di Suriah pada Hari Senin, tetapi lolos dari cedera, sebagai pembalasan atas serangan udara AS akhir pekan lalu terhadap milisi yang bersekutu dengan Iran di Suriah dan Irak.

Seorang juru bicara militer AS mengatakan, pasukan AS telah merespon beberapa roket dengan menembak kembali ke posisi peluncuran untuk membela diri.

"Tidak ada cedera (AS) dan kerusakan sedang dinilai," kata Kolonel Wayne Marotto, merujuk pada serangan roket itu, seperti mengutip Reuters Selasa 29 Juni. Kendati, ia tidak mengatakan siapa yang bertanggung jawab atas serangan terhadap pangkalan militer pasukan AS.

Sumber di Deir al Zor, di Suriah timur mengatakan, kelompok milisi yang didukung Iran telah menembakkan beberapa peluru artileri di sekitar ladang minyak al Omar, yang dikendalikan oleh Pasukan Demokratik Suriah yang didukung AS.

Tembakan roket merupakan risiko eskalasi serangan udara yang dilakukan militer AS terhadap milisi yang bersekutu dengan Iran, yang dituduh Washingtong bertanggung jawab atas serangan pesawat tak berawak terhadap pasukan dan fasilitas AS di Irak.

Beberapa jam sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Gedung Putih telah membela serangan udara AS di Irak dan Suriah pada Hari Minggu sebagai cara untuk mengurangi risiko konflik.

"Kami mengambil tindakan yang diperlukan, tepat, disengaja yang dirancang untuk membatasi risiko eskalasi, tetapi juga untuk mengirim pesan pencegahan yang jelas dan tidak ambigu," tutur Blinken kepada wartawan di Roma.

Kelompok milisi Irak yang bersekutu dengan Iran dalam sebuah pernyataan menyebutkan, empat anggota faksi Kataib Sayyed al-Shuhada tewas dalam serangan di perbatasan Suriah-Irak. Mereka bersumpah untuk membalas.

Pemerintah Irak, yang waspada terseret ke dalam konflik AS - Iran, telah mengutuk serangan AS di wilayahnya dan mengatakan akan 'mempelajari semua opsi hukum' untuk mencegah tindakan seperti itu terulang. Suriah menyebut serangan itu sebagai "pelanggaran mencolok terhadap kesucian tanah Suriah dan Irak."

Militer Irak mengeluarkan kecaman atas serangan AS. Meski, militer kedua negara berkoordinasi erat dalam pertempuran terpisah di Irak, memerangi sisa-sisa kelompok ekstremis Sunni Negara Islam.

Dua pejabat AS, yang berbicara kepada Reuters dengan syarat anonim, mengatakan milisi yang didukung Iran telah melakukan setidaknya lima serangan pesawat tak berawak terhadap fasilitas yang digunakan oleh AS dan personel koalisi di Irak sejak April.

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan Iran adalah aktor buruk di kawasan yang mendukung "perilaku yang sangat bermasalah" tetapi membela jangkauan diplomatik sebagai cara untuk menyangkal Teheran memiliki senjata nuklir.

Sementara, Iran meminta Amerika Serikat untuk menghindari "menciptakan krisis" di kawasan itu.

"Tentu saja apa yang dilakukan Amerika Serikat mengganggu keamanan di kawasan itu, dan salah satu korban gangguan ini adalah Amerika Serikat," kritik juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh.