JAKARTA - Pasukan keamanan Irak pada Rabu menangkap komandan milisi Qasim Muslih, sebut pihak militer Irak. Penangkapan dilakukan terkait serangan terhadap pangkalan pasukan Amerika Serikat.
Muslih ditangkap saat fajar dan sedang diinterogasi atas tuduhan anti-terorisme, kata pernyataan militer tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Melansir Reuters Kamis 27 Mei, dua sumber keamanan mengatakan Muslih ditangkap di Baghdad karena terlibat dalam beberapa serangan, termasuk serangan baru-baru ini di pangkalan udara Ain al-Asad, pangkalan pasukan Amerika Serikat dan pasukan internasional lainnya di Irak.
Muslih adalah kepala Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) Provinsi Anbar, kelompok milisi Syiah yang didukung oleh Iran. Amerika Serikat menganggapnya sebagai ancaman terbesar bagi keamanan di Timur Tengah.
Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi mengatakan dalam sebuah pernyataan Rabu malam, pasukan keamanan telah menangkap seseorang setelah surat perintah penangkapan dikeluarkan terhadapnya, sesuai dengan tindakan terorisme dan berdasarkan pengaduan yang diajukan terhadapnya.
Kadhimi tidak menyebutkan nama dalam pernyataan itu, tetapi mengatakan terdakwa akan tetap dalam tahanan Komando Operasi Gabungan sampai akhir penyelidikan.
Salinan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan untuk Muslih yang beredar di media sosial dan diverifikasi oleh sumber keamanan mengatakan, dia ditangkap berdasarkan undang-undang anti-terorisme, tetapi tidak memiliki informasi lebih lanjut.
Untuk diketahui, pangkalan militer Amerika Serikat tersebut diserang setidaknya empat kali bulan ini dengan roket dan sistem pengawasan udara tak berawak, dalam insiden yang dilihat oleh banyak orang Irak sebagai cerminan ketegangan Amerika Serikat dengan Irak.
Setelah penangkapan, orang-orang bersenjata tak dikenal mengendarai kendaraan di sekitar Zona Hijau yang dibentengi, yang menampung kedutaan asing dan gedung-gedung pemerintah, sebagai unjuk kekuatan, kata seorang sumber keamanan yang berbicara tanpa menyebut nama.
Sore harinya, puluhan pejuang PMF mengendalikan salah satu pintu masuk ke Zona Hijau dan tidak mengizinkan siapa pun masuk.
Dua anggota parlemen mengatakan, para pemimpin Syiah telah turun tangan untuk mencoba meredakan krisis dan mengusulkan kepada Kadhimi untuk memindahkan Muslih ke tahanan PMF.
"Protes bersenjata yang dilakukan oleh kelompok bersenjata merupakan pelanggaran serius terhadap konstitusi Irak," kata Kadhimi dalam pernyataannya, menambahkan bahwa dia telah memerintahkan penyelidikan segera.
BACA JUGA:
Tahun lalu, pasukan keamanan Irak menyerbu benteng milisi yang didukung Iran di Baghdad, menahan lebih dari selusin anggota kelompok itu. Tak lama setelah penangkapan, orang-orang bersenjata tak dikenal mengendarai kendaraan menuju gedung-gedung pemerintah di Zona Hijau menuntut pembebasan milisi. Sebagian besar pria dibebaskan dalam beberapa jam.
"Setiap kasus penangkapan harus berjalan dengan sendirinya, seperti yang terjadi pada setiap warga Irak. Dan tentunya, tidak ada yang harus menunjukkan kekuatan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan," kata Jeanine Hennis-Plasschaert, Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Irak melalui Twitter.
"Perilaku seperti itu melemahkan negara Irak dan semakin mengikis kepercayaan publik. Lembaga negara harus dihormati setiap saat. Tidak ada yang di atas hukum," pungkasnya.