Bagikan:

JAKARTA - Hampir 700 pejuang ISIS di Suriah dan Irak telah tewas dalam 313 operasi pada tahun 2022, kata Komando Militer Pusat (Centcom) Amerika Serikat pada Hari Jumat.

Sebagian besar operasi dilakukan bekerja sama dengan militan Kurdi yang didukung AS, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dan Pasukan Keamanan Irak.

Militer AS terlibat dalam 108 operasi bersama dan 14 operasi mandiri di Suriah, di mana 466 anggota ISIS terbunuh.

"Setidaknya 220 pejuang ISIS tewas dalam 191 operasi mitra di Irak," kata US Centcom, melansir The National News 30 Desember.

"Operasi ini melemahkan ISIS dan menyingkirkan kader pemimpin senior dari medan perang, termasuk emir ISIS dan puluhan pemimpin regional serta ratusan pejuang," papar US Centcom.

Di sisi lain, komando militer itu menyebut tidak ada tentara AS yang terluka atau terbunuh selama operasi tersebut. Misi tempur AS di Irak berakhir pada Desember 2021 dan militer mengambil peran sebagai penasihat.

"Selama setahun terakhir, Pasukan Keamanan Irak menunjukkan kemampuan untuk melanjutkan operasi untuk menurunkan ISIS, secara agresif mengejar kelompok teror di Irak, dan untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas di Irak," kata komandan Centcom Jenderal Michael Kurilla.

mark kurilla
Komandan US Centcom Jenderal Michael E. Kurilla. (Wikimedia Commons/US Army/Staff Sgt. Leo Jenkins)

"Di Suriah, Pasukan Demokrat Suriah terus menunjukkan kemauan, keterampilan dan kemampuan untuk secara agresif membasmi para pemimpin dan pejuang ISIS," paparnya.

US Centcom mengatakan, lebih dari 10.000 pejuang ISIS tetap berada di pusat penahanan di seluruh Suriah dan 20.000 ditahan di Irak.

Bulan ini, pejuang ISIS menyerang sebuah kompleks penampungan di Kota Raqqa, timur laut Suriah, menewaskan enam pejuang Kurdi.

Pada Bulan Januari, pejuang ISIS keluar dari penjara Ghwayran di Hassakeh, yang menyebabkan bentrokan mematikan antara SDF dan teroris.

"Pertarungan selanjutnya untuk menahan pelarian mengakibatkan lebih dari 420 ISIS tewas dan lebih dari 120 pasukan mitra tewas," terang Jenderal Kurilla.

Pada kesempatan tersebut, dia juga memperingatkan tentang "generasi berikutnya" dari anggota ISIS, merujuk pada 25.000 anak di kamp Al Hol Suriah, yang menampung pejuang ISIS dan istri pejuang.

"Anak-anak di kamp ini adalah target utama radikalisasi ISIS. Masyarakat internasional harus bekerja sama untuk mengeluarkan anak-anak ini dari lingkungan ini dengan memulangkan mereka ke negara atau komunitas asal mereka sambil memperbaiki kondisi di kamp," papar veteran Operasi Panama hingga perang Afghanistan ini.

Diketahui, para ahli menuduh beberapa wanita di kamp terus mengikuti ideologi ISIS.

"Al Hol adalah tentang bertahan hidup. Ini tentang menjaga agar tetap bergerak," kata Amarnath Amarasingam, peneliti ekstremisme di Queen's University di Kanada, kepada The National.