JAKARTA - Pasukan khusus Amerika Serikat dari US Special Operation Force (SOF) berhasil melakukan misi kontra-terorisme di barat laut Suriah pada Hari Kamis, kata Pentagon.
Pentagon tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai operasi yang dilaksanakan, tetapi mengatakan tidak ada korban dari pihak tentara Amerika Serikat.
Penduduk Kota Atmeh di Suriah barat laut dan pemberontak yang memerangi Pemerintah Suriah sebelumnya melaporkan, terdapat beberapa korban sipil dalam operasi tersebut.
Dikatakan, operasi pasukan khusus yang berlangsung selama dua jam tersebut, diyakini menargetkan seorang tersangka jihadis, yang berafiliasi dengan kelompok Al-Qaeda.
"Pasukan Operasi Khusus AS di bawah kendali Komando Pusat AS melakukan misi kontra-terorisme malam ini di barat laut Suriah. Misi itu berhasil," kata Sekretaris Pers Pentagon John Kirby dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters 3 Februari.
"Tidak ada korban di pihak AS. Informasi lebih lanjut akan diberikan saat tersedia," sambungnya.
Penduduk Atmeh mengatakan serangan itu terjadi sekitar tengah malam, di daerah padat penduduk dekat perbatasan dengan Turki, di mana puluhan ribu pengungsi Suriah tinggal di kamp-kamp darurat atau perumahan yang penuh sesak.
Tidak ada laporan tentang jihadis yang terbunuh, tetapi penduduk mengatakan mereka mendengar suara tembakan keras selama operasi, menunjukkan perlawanan terhadap serangan itu.
Seorang warga mengatakan beberapa orang tewas dalam serangan itu, sementara yang lain mengatakan penyelamat mengeluarkan setidaknya 12 mayat dari puing-puing gedung bertingkat, termasuk anak-anak dan wanita.
Penduduk dan sumber pemberontak mengatakan beberapa helikopter mendarat di dekat Atmeh, Provinsi Idlib, kantong besar terakhir yang dikuasai oleh gerilyawan yang memerangi Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan ledakan terdengar di dekat rumah seorang jihadis asing.
Jihadis yang diduga menjadi sasaran sedang bersama keluarganya pada saat penggerebekan, kata seorang pejabat pemberontak yang menolak disebutkan namanya.
Saksi mata mengatakan, serangan itu berakhir dengan pesawat yang diyakini sebagai helikopter meninggalkan lokasi, tetapi pesawat pengintai tak dikenal masih melayang di daerah itu.
Sementara itu, pejabat pemberontak mengatakan keamanan dari kelompok Hayat Tahrir al-Sham bergegas ke lokasi setelah serangan itu.
Bagian barat laut Suriah, Provinsi Idlib dan sabuk wilayah di sekitarnya, sebagian besar dikuasai oleh Hayat Tahrir al-Sham, mantan Front Nusra, yang merupakan bagian dari al Qaeda hingga 2016.
Beberapa tokoh jihad asing yang memisahkan diri dari kelompok tersebut telah membentuk kelompok Huras al-Din, yang ditetapkan sebagai organisasi teroris asing, yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi sasaran serangan koalisi.
Diketahui, selama bertahun-tahun, AS militer telah meluncurkan sebagian besar pesawat tak berawak untuk membunuh tokoh Al-Qaeda di Suriah utara, di mana kelompok militan menjadi aktif selama lebih dari satu dekade perang saudara Suriah.
Operasi koalisi pimpinan AS terhadap sisa-sisa sel tidur ISIS lebih sering terjadi di timur laut Suriah, yang dipegang oleh Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin Kurdi.
BACA JUGA:
Terpisah, Charles Lister, peneliti senior di Middle East Institute yang berbasis di Washington, AS mengatakan dia telah berbicara dengan penduduk yang mengungkapkan operasi itu berlangsung lebih dari dua jam.
"Jelas mereka menginginkan siapa pun yang masih hidup. Ini sepertinya yang terbesar dari jenis operasi ini" sejak serangan Baghdadi," tukas Lister.
Untuk diketahui, Pemimpin Kelompok ISIS Abu Bakr al-Baghdadi meninggal dalam serangan operasi khusus pasukan AS di wilayah barat laut Suriah pada 2019.