JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan kepada wartawan, setiap penyebaran rudal jarak menengah dan jarak pendek di masa mendatang bergantung pada keputusan Amerika Serikat.
Wamenlu Ryabkov juga mengatakan, nasib moratorium berada di tangan Negeri Paman Sam.
"Ya, sama seperti sebelumnya. Sepenuhnya dan sepenuhnya, semua tanggung jawab atas apa yang terjadi berada di tangan mereka, dan setiap skenario eskalasi, jika mulai terwujud, akan menjadi konsekuensi langsung dari kebijakan yang sembrono dan, jika boleh disebut dengan nama yang tepat, tidak manusiawi yang ditempuh oleh Washington dan negara-negara Eropa terkemuka, yang sepenuhnya memaafkan ambisi Kyov yang paling fana dan rencana paling kriminal," jelasnya, melansir Reuters 25 November.
"Presiden (Presiden Rusia Vladimir Putin) mengatakan apa yang dikatakannya. Masalah penempatan dibahas secara mendalam dalam pernyataannya. Seperti sebelumnya, apa yang terjadi selanjutnya sepenuhnya bergantung pada pilihan yang akan dibuat musuh kita pada momen yang sangat mengkhawatirkan dan sangat berbahaya ini dan pada kebijakan yang akan mereka kejar," lanjut Wamenlu Ryabkov.
Presiden Putin sebelumnya mengatakan, Amerika Serikat telah melakukan kesalahan dengan secara sepihak menghancurkan Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah, yang juga dikenal sebagai Perjanjian INF, pada tahun 2019.
Ia menyatakan, setiap penempatan rudal jarak menengah dan jarak pendek di masa mendatang akan bergantung pada tindakan Amerika Serikat dan satelitnya.
Diketahui, Uni Soviet dan Amerika Serikat menandatangani Perjanjian INF pada Bulan Desember 1987. Perjanjian tersebut melarang penempatan peluncur rudal, rudal balistik berbasis darat dan rudal jelajah dengan jangkauan 500 hingga 5.500 kilometer.
BACA JUGA:
Namun, AS menarik diri dari perjanjian tersebut pada tahun 2019. Moskow berjanji tidak akan memproduksi atau menyebarkan rudal tersebut, selama Washington menahan diri untuk tidak menyebarkannya di bagian mana pun di dunia.
Wamenlu Ryabkov sendiri sebelumnya menegaskan, Moskow tetap berkomitmen pada moratorium tersebut.