JAKARTA - Pasukan Israel menyerbu sebuah kamp pengungsi di Kota Jenin, Tepi Barat pada Hari Selasa, menewaskan sedikitnya enam pria bersenjata Palestina, termasuk seorang pria bersenjata Hamas yang diduga menembak mati dua bersaudara dari sebuah permukiman Yahudi di dekat Desa Huwara.
Saksi mata mengatakan, pertempuran pecah setelah penghuni kamp melihat tentara Israel keluar dari truk furnitur di dekat sebuah rumah di atas bukit yang menghadap ke tengah kamp yang luas dan para pejuang segera melepaskan tembakan.
Dalam baku tembak berikutnya, pasukan Israel mengepung sebuah rumah di mana tersangka pria bersenjata telah membarikade dirinya dengan pejuang lain, dan menggunakan rudal yang ditembakkan dari bahu ke gedung tersebut, kata sebuah pernyataan dari militer.
Kementerian kesehatan Palestina mengatakan enam warga Palestina tewas dan sedikitnya 16 terluka. Seorang anggota kepolisian Israel terluka dan tiga lainnya luka ringan, melansir Reuters 8 Maret.
Militer mengidentifikasi salah satu pria bersenjata itu sebagai Abdel-Fattah Kharusha, seorang anggota kelompok Islam Hamas, yang dikatakan menembak dua warga Israel saat mereka duduk di dalam mobil mereka di sebuah pos pemeriksaan dekat Desa Palestina Huwara di Tepi Barat yang diduduki pada 1 Februari. Dikatakan kedua putranya telah ditangkap dalam penggerebekan pada waktu yang sama di Kota Nablus, pusat aktivitas militan lainnya.
Menurut pernyataan Hamas dan Jihad Islam, semua yang tewas adalah pria bersenjata dari kelompok militan Hamas, Jihad Islam dan Fatah.
"Kami menyerukan kepada para pejuang rakyat kami di mana pun, untuk meningkatkan perlawanan bersenjata terhadap pendudukan dan memerangi mereka di mana pun di tanah rumah kami yang diduduki," sebut sayap bersenjata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Hamas mengatakan Kharusha adalah anggotanya dan dia melakukan pembunuhan ganda Huwara, yang terbaru dalam serangkaian serangan mematikan terhadap warga Israel oleh warga Palestina tahun ini.
Sementara, seorang juru bicara Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengutuk serangan Selasa, yang terjadi setelah penguatan besar pasukan Israel di Tepi Barat menyusul kekerasan di Huwara, yang berada di dekat persimpangan jalan utama di mana pemukim dan warga Palestina sering bentrok.
Jenin, salah satu pusat utama aktivitas militan di Tepi Barat tempat para pejuang bersenjata berparade secara terbuka, telah digerebek berulang kali oleh pasukan Israel selama kekerasan berbulan-bulan yang menyebabkan meningkatnya kekhawatiran akan terulangnya Intifada atau perlawanan tahun 1980-an dan awal 2000-an. .
"Risiko - tidak hanya untuk Palestina dan Israel tetapi juga untuk kawasan - dari situasi yang meningkat di luar kendali adalah signifikan," jelas Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, kepada wartawan di London.
BACA JUGA:
Terpisah, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken semalam mengulangi seruan bagi kedua belah pihak untuk mengurangi ketegangan. Sementara, Menteri Pertahanan Lloyd Austin juga diperkirakan akan mengangkat masalah kekerasan ketika dia mengunjungi Israel minggu ini.
Namun, belum ada tanda-tanda akan meredanya kekerasan, menjelang dimulainya bulan suci Ramadan dan festival Paskah Yahudi.
Diketahui, sejak awal tahun pasukan Israel telah membunuh lebih dari 70 warga Palestina, termasuk pejuang militan dan warga sipil. Sementara pada periode yang sama, warga Palestina telah membunuh 13 warga Israel dan seorang wanita Ukraina dalam serangkaian serangan yang tampaknya tidak terkoordinasi.