JAKARTA - Amerika Serikat harus mengubah sikapnya yang terdistorsi terhadap China atau akan terjadi konflik dan konfrontasi, kata Menteri Luar Negeri China pada Hari Selasa.
AS telah terlibat dalam penindasan dan penahanan terhadap China, daripada terlibat dalam persaingan yang adil dan berdasarkan aturan, Menteri Luar Negeri Qin Gang mengatakan pada konferensi pers di sela-sela pertemuan parlemen tahunan di Beijing.
"Persepsi dan pandangan Amerika Serikat tentang China benar-benar terdistorsi," kata Menteri Qin yang sebelumnya menjadi Duta Besar China di Washington, melansir Reuters 7 Maret.
"Itu menganggap China sebagai saingan utamanya dan tantangan geopolitik yang paling penting. Ini seperti kancing baju pertama yang salah," lanjutnya.
Diketahui, hubungan antara kedua negara adidaya menegang selama bertahun-tahun karena sejumlah masalah, termasuk Taiwan, perdagangan, dan baru-baru ini perang di Ukraina. Belakangan, hubungan kian memburuk setelah Amerika Serikat menembak jatuh sebuah balon di Pantai Timur AS, yang dikatakan sebagai balon mata-mata milik China.
AS mengatakan sedang membangun pagar untuk hubungan dan tidak mencari konflik. Tetapi, Qin mengatakan apa yang dimaksud dalam praktiknya adalah, China tidak seharusnya menanggapi dengan kata-kata atau tindakan ketika difitnah atau diserang.
"Itu tidak mungkin," kata Menteri Qin pada konferensi pers pertamanya sejak menjadi menteri luar negeri pada akhir Desember.
Komentar Menteri Qin terdengar sama dengan nada keras pendahulunya, Wang Yi, yang sekarang menjadi diplomat paling senior China pada posisi Direktur Kantor Komisi Urusan Luar Negeri.
"Jika Amerika Serikat tidak menginjak rem, dan terus mempercepat jalan yang salah, tidak ada pagar pembatas yang dapat mencegah tergelincir akan menjadi konflik dan konfrontasi, dan siapa yang akan menanggung konsekuensi bencana?"
BACA JUGA:
Diketahui, pejabat AS sering berbicara tentang membangun pagar pembatas dalam hubungan bilateral, untuk mencegah ketegangan meningkat menjadi krisis.
Menteri Qin sendiri menyamakan kompetisi Tiongkok-AS dengan perlombaan antara dua atlet Olimpiade.
"Jika salah satu pihak bukannya fokus memberikan yang terbaik, selalu berusaha menjegal pihak lain, bahkan sampai harus masuk Paralimpiade, maka ini bukan persaingan yang sehat," tandasnya.