Bagikan:

JAKARTA - Militer Israel menggelar serangan besar-besaran terhadap Kota Jenin di Tepi Barat, salah satu operasi militer terbesar di kawasan itu dalam dua puluh tahun terakhir, melibatkan ratusan personel tentara dan drone, menewaskan delapan warga Palestina sementara puluhan lainnya luka-luka sepanjang Hari Senin.

Tembakan dan ledakan terdengar sepanjang hari saat pertempuran berlanjut antara pasukan Israel dan pejuang dari Jenin Brigades, sebuah unit yang terdiri dari kelompok militan yang berbasis di kamp pengungsi kota tersebut.

"Apa yang terjadi di kamp pengungsi adalah perang sesungguhnya," kata sopir ambulans Palestina Khaled Alahmad, melansir Reuters 3 Juli.

"Ada serangan dari langit yang menargetkan kamp, ​​setiap kali kami masuk, sekitar lima hingga tujuh ambulans dan kami kembali dengan penuh luka," ungkapnya.

Setidaknya enam drone terlihat berputar-putar di atas kota dan kamp yang bersebelahan pada pagi hari, sebuah daerah padat yang menampung sekitar 14.000 pengungsi dalam jarak kurang dari setengah kilometer persegi.

Mengutip TASS dari kantor berita WAFA Palestina, angkatan udara Israel melakukan serangan rudal ke sebuah kamp pengungsi Palestina di Jenin dan daerah sekitarnya pada Senin malam.

Tak lama kemudian, pasukan Israel memasuki Jenin dan mengepung kamp, memutus pasokan listrik dan memblokir jalan. Menurut saluran TV Al Arabiya, lebih dari 200 peralatan lapis baja, termasuk pengangkut personel lapis baja dan tank, memasuki kota Jenin dan kamp pengungsi. Media Arab melaporkan bahwa militer Israel telah menahan puluhan warga Palestina di kota tersebut.

Kamp tersebut telah menjadi jantung dari peningkatan kekerasan di Tepi Barat, memicu kekhawatiran yang meningkat dari Washington hingga dunia Arab.

Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasi sedikitnya delapan orang telah tewas dan lebih dari 50 orang terluka di Jenin. Sementara seorang pria lainnya tewas di Ramallah, ditembak di kepala di sebuah pos pemeriksaan.

penyerbuan jenin
Bentrokan Israel-Palestina di Jenin Tepi Barat. (Wikimedia Commons/IDF Spokesperson's Unit photographer)

Militer Israel mengatakan pasukannya menyerang sebuah bangunan yang berfungsi sebagai pusat komando bagi pejuang dari Brigade Jenin, langkah yang dikatakan sebagai kontraterorisme ekstensif untuk menghancurkan infrastruktur dan mengganggu militan yang menggunakan kamp pengungsi sebagai pangkalan.

Saat operasi berlangsung, buldoser lapis baja Israel membajak jalan di kamp, memotong pasokan air kota, kata Pemerintah Kota Jenin, ketika penduduk menggambarkan tentara menerobos tembok untuk lewat dari rumah ke rumah.

"Tidak ada yang aman di kamp. Mereka menggali jalan dengan buldoser. Mengapa? Apa yang dilakukan kamp?" kata Hussein Zeidan (67) yang terluka di rumah sakit.

Juru bicara militer Israel mengatakan operasi itu akan berlangsung selama diperlukan, dengan pasukan bisa dipertahankan dalam jangka waktu lama.

"Bisa berjam-jam, tapi bisa juga berhari-hari. Kami fokus pada tujuan kami," ujarnya.

Operasi yang digelar Hari Senin disebut melibatkan pasukan setingkat brigade, sekitar 1.000-2.000 tentara.

Terpisah, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut operasi itu "kejahatan perang baru terhadap orang-orang kami yang tak berdaya". Sementara Utusan PBB untuk Timur Tengah Tor Wennesland mengatakan dia sedang berbicara dengan semua pihak, untuk mengurangi dan memastikan akses kemanusiaan.

Tidak jelas apakah serangan itu akan memicu tanggapan yang lebih luas dari faksi-faksi Palestina, menarik kelompok-kelompok militan di Jalur Gaza, daerah kantong pantai yang dikendalikan oleh kelompok militan Islam Hamas.

Saleh Al-Arouri, yang dituduh oleh Israel memimpin sayap militer Hamas di Tepi Barat, mengatakan kepada Aqsa TV, para pejuang di Jenin harus berusaha menangkap tentara Israel.

"Pejuang kami akan bangkit dari mana-mana, dan Anda tidak akan pernah tahu dari mana pejuang baru itu akan datang," ujarnya.