Kelompok Anti-Monarki Kritik Penangkapan saat Penobatan Raja Charles III
Raja Inggris Charles III dan Permaisuri Camilla usai penobatan. (Wikimedia Commons /John Pannell)

Bagikan:

JAKARTA - Kelompok Anti-monarki pada Hari Minggu mengkritik penangkapan oleh polisi saat penobatan Raja Inggris Charles III, mengatakan tidak ada lagi hak untuk protes damai di Inggris, setelah puluhan pengunjuk rasa ditangkap dan ditahan sampai malam.

Polisi menangkap Graham Smith, pemimpin kelompok Republik, dan puluhan lainnya di pusat kota London, ketika ribuan penggemar kerajaan berkumpul di ibu kota untuk acara tersebut pada Hari Sabtu, mengatakan tugas mereka untuk mencegah gangguan melebihi hak untuk memprotes.

Republic mengatakan, para anggota mereka mulai dibebaskan pada Sabtu malam setelah hampir 16 jam ditahan.

"Ini adalah tindakan keras yang tampak seperti penangkapan yang telah ditentukan sebelumnya yang akan terjadi, terlepas dari bukti atau tindakan kami. Hak untuk memprotes secara damai di Inggris tidak ada lagi," kata Smith dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 8 Mei.

"Penangkapan ini bukan untuk melindungi orang dari bahaya, tapi untuk melindungi Raja dari rasa malu," kritiknya.

Sementara itu, Polisi Metropolitan London mengatakan pada Minggu malam, total 64 penangkapan telah dilakukan pada hari Sabtu karena pelanggaran, termasuk pelanggaran ketertiban dan konspirasi untuk menyebabkan gangguan publik.

Satu didakwa berdasarkan undang-undang ketertiban umum, sementara yang lain dibebaskan dengan jaminan.

Polisi mengatakan pada Hari Sabtu, mereka memahami kekhawatiran publik setelah penangkapan. Tetapi, mereka bertindak setelah menerima informasi bahwa pengunjuk rasa bertekad untuk mengganggu prosesi penobatan.

Sebelumnya, kepala polisi London Mark Rowley memperingatkan pada Hari Jumat, polisi akan mengambil tindakan jika pengunjuk rasa mencoba untuk "menghalangi keceriaan dan perayaan" orang, dengan mengatakan akan ada "toleransi yang sangat rendah" untuk gangguan.

Polisi telah memperoleh kekuasaan lebih lanjut untuk mengurangi protes di bawah undang-undang kepolisian baru yang disahkan tahun lalu, dan undang-undang ketertiban umum yang mulai berlaku pada 3 Mei.

Terpisah, Menteri Kebudayaan Lucy Frazer mengatakan dia sangat percaya pada polisi, menambahkan mereka sudah tepat dalam mengambil tindakan tegas terhadap kejadian yang dapat menimbulkan pertanyaan tentang keamanan nasional.

"Saya pikir secara keseluruhan (polisi) berhasil mendapatkan keseimbangan yang tepat," sebut Frazer kepada Sky News.