JAKARTA - Lebih dari 11.000 polisi akan berpatroli di jalan-jalan di Kota London, Inggris untuk penobatan Raja Charles III pada Hari Sabtu, acara seremonial terbesar yang diadakan di ibukota selama 70 tahun terakhir, sangat siap untuk menangani setiap insiden, kata para pejabat pada hari Rabu.
Pasukan keamanan telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mempersiapkan acara tersebut, yang akan dihadiri oleh sekitar 100 kepala negara dan juga kerumunan penonton. Ribuan personel militer akan ambil bagian dalam prosesi.
Namun, demonstrasi juga direncanakan oleh kelompok anti-monarki di Trafalgar Square dan di sepanjang rute prosesi.
Menteri Keamanan Tom Tugendhat mengatakan kepada Times Radio, acara ini merupakan salah satu operasi keamanan terpenting yang pernah dilakukan oleh negara ini.
"Polisi, secara halus, berada di seluruh wilayah, dan intelijen kami serta pasukan keamanan lainnya sangat menyadari tantangan yang kami hadapi," katanya, melansir Reuters 4 Mei.
Kesiapan untuk acara tersebut telah ditunjukkan dengan respon cepat terhadap insiden pada Selasa malam, ketika seorang pria ditahan setelah melemparkan apa yang diyakini sebagai selongsong peluru senapan di luar Istana Buckingham, kata Menteri Tugendhat kepada Sky News.
We are proud to support the #Coronation of His Majesty The King & Her Majesty The Queen Consort as the world watches London host these historic moments.
It's our privilege to play a role in enabling Londoners and visitors to enjoy this moment of national significance.
🧵🔽 pic.twitter.com/mwYt1rlbCj
— Metropolitan Police (@metpoliceuk) May 3, 2023
"Kami sama sekali tidak berpuas diri," sebut Tugendhat.
Raja Charles III bersama dengan istrinya Camilla, akan dinobatkan di Westminster Abbey pada Hari Sabtu. Wakil Asisten Komisioner Ade Adelekan dari Kepolisian Metropolitan London mengatakan, tidak ada ancaman intelijen terhadap acara tersebut.
Masalah terbesar kemungkinan adalah para pengunjuk rasa yang ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyoroti tujuan mereka, meskipun undang-undang baru yang disahkan minggu ini memberi polisi kekuatan ekstra untuk menangani hal ini.
Sebelumnya, para aktivis iklim menyebabkan keributan saat parade di awal perayaan Platinum Jubilee mendiang Ratu Elizabeth II pada Bulan Juni lalu.
"Apa yang tidak akan kami dukung dan tidak akan kami biarkan adalah, siapa pun yang melakukan tindakan kriminal atas nama protes," tegas Adelekan.
"Kami akan turun dengan sangat cepat untuk melakukan intervensi, untuk memastikan bahwa orang-orang yang melakukan bisnis normal mereka yang hanya ingin menikmati penobatan tidak terganggu," paparnya.
BACA JUGA:
Terpisah, kelompok kampanye Republic mengatakan mereka masih berencana untuk melakukan protes, meskipun telah menerima surat dari Kementerian Dalam Negeri yang menjelaskan wewenang kepolisian yang baru - sebuah langkah yang mereka katakan "dapat ditafsirkan sebagai intimidasi".
Pemimpin Republic Graham Smith mengatakan, kelompok tersebut telah bertemu dengan polisi dan diberitahu bahwa mereka tidak perlu khawatir tentang rencana kelompoknya.
"Republic tidak akan terhalang dan kami akan melakukan protes di Trafalgar Square dan di sepanjang rute prosesi penobatan pada Hari Sabtu," kata Smith dalam sebuah pernyataan.
Operation Golden Orb is one of the most significant and largest security operations the Met has led.
On Coronation Day we will have the largest one day mobilisation of officers seen in decades with over 11,500 officers on duty.
29,000+ deployments during the operation.
🧵🔽 pic.twitter.com/D55TX3UqEe
— Metropolitan Police (@metpoliceuk) May 3, 2023