Bagikan:

JAKARTA - Rusia menuduh Ukraina pada Hari Rabu menyerang Kremlin dengan drone semalam, dalam upaya yang gagal untuk membunuh Presiden Vladimir Putin.

Seorang pejabat senior Kepresidenan Ukraina membantah tuduhan itu - yang paling serius yang dilontarkan Moskow ke Kyiv dalam lebih dari 15 bulan perang - mengatakan itu mengindikasikan Moskow sedang mempersiapkan "provokasi teroris" besar-besaran.

Kremlin mengatakan Rusia berhak untuk membalas, sementara kelompok garis keras Moskow menuntut pembalasan cepat terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

"Dua kendaraan udara tak berawak diarahkan ke Kremlin. Sebagai hasil dari tindakan tepat waktu yang diambil oleh militer dan dinas khusus dengan penggunaan sistem radar peperangan, perangkat itu tidak berfungsi," kata Kremlin dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 3 Mei.

"Kami menganggap aksi ini sebagai aksi teroris terencana dan upaya pembunuhan presiden, yang dilakukan pada malam Hari Kemenangan, Parade 9 Mei, di mana kehadiran tamu asing juga direncanakan. Pihak Rusia berhak mengambil tindakan pembalasan di mana dan kapan pun dianggap perlu," sambung pernyataan itu.

Baza, saluran Telegram dengan tautan ke lembaga penegak hukum Rusia, mengunggah video yang menunjukkan benda terbang mendekati kubah gedung Senat Kremlin yang menghadap ke Lapangan Merah - tempat parade Hari Kemenangan - sebelum meledak dan menimbulkan semburan cahaya yang intens sesaat sebelum mencapai kubah. Reuters tidak dapat segera memverifikasi keaslian video tersebut.

Terpisah, Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan dalam komentar yang dikirim ke Reuters: "Ukraina tidak ada hubungannya dengan serangan drone di Kremlin. Kami tidak menyerang Kremlin karena, pertama-tama, itu tidak menyelesaikan tugas militer apa pun."

"Menurut pendapat saya, sangat jelas bahwa 'laporan tentang serangan terhadap Kremlin' dan secara bersamaan dugaan penahanan penyabot Ukraina di Krimea ... jelas menunjukkan persiapan provokasi teroris skala besar oleh Rusia di hari-hari mendatang," tambahnya.

Sementara itu, administrasi kepresidenan mengatakan pecahan pesawat tak berawak telah tersebar di wilayah kompleks Kremlin, tetapi tidak ada korban jiwa atau kerusakan material.

Kantor berita RIA mengatakan Presiden Putin tidak berada di Kremlin saat itu, tepatnya bekerja di kediaman Novo Ogaryovo di luar Moskow.

Sementara itu, Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin mengatakan pada Hari Rabu, kota itu telah memberlakukan larangan langsung terhadap penerbangan drone yang tidak memiliki izin.

Diketahui, Rusia telah menuduh Ukraina melakukan banyak serangan lintas batas sejak awal perang, termasuk serangan pada Bulan Desember di pangkalan udara jauh di dalam wilayah Rusia yang menampung pesawat pembom strategis yang diperlengkapi untuk membawa senjata nuklir.

Pada Bulan Februari, sebuah drone jatuh di Kolomna, sekitar 110 km (70 mil) dari pusat kota Moskow.