Bagikan:

JAKARTA - Jumlah harimau di seluruh Asia sempat mencapai 100.000 ekor pada awal abad ke-20, sebelum spesies tersebut terperosok ke ambang kepunahan.

Pada tahun 2006, populasi mereka di India, rumah bagi sebagian besar harimau liar yang tersisa di dunia, mencapai rekor terendah, tinggal 1.411 individu.

Tetapi, upaya konservasi selama beberapa dekade tampaknya membuahkan hasil. Harimau India meningkat lebih dari dua kali lipat sejak itu, mencapai 3.167 tahun lalu, menurut sensus harimau terbaru yang dirilis bulan lalu.

Itu sekitar 70 persen dari populasi harimau liar dunia, yang mencapai sekitar 4.500, menurut World Wildlife Fund (WWF).

Kebangkitan harimau India mewakili kemenangan bagi para konservasionis, dan secercah harapan bagi negara-negara lain yang berjuang untuk meningkatkan jumlah satwa liar.

Laporan tersebut dirilis bersamaan dengan perayaan untuk memperingati 50 tahun Proyek Tiger, program konservasi pemerintah yang diluncurkan pada tahun 1973.

"Kita memiliki sejarah ribuan tahun terkait dengan harimau… Harimau dianggap sebagai saudara kita di banyak suku," kata Perdana Menteri Narendra Modi dalam pidatonya, dikutip dari CNN 1 Mei.

"Masa depan yang lebih baik bagi umat manusia hanya mungkin terjadi, ketika lingkungan kita dilindungi dan keanekaragaman hayati kita terus berkembang," sambungnya.

Jauh sebelumnya, jumlah harimau mulai menurun drastis pada tahun 1940-an, ketika populasi manusia melonjak. Ekspansi pertanian, penggundulan hutan dan infrastruktur telah memecah-mecah habitat harimau, menurut WWF, mengingat harimau adalah hewan soliter yang membutuhkan wilayah yang luas untuk berkeliaran dan berburu.

Saat ini, harimau hanya ada di 7 persen dari tanah yang dulu mereka tempati, menurut WWF.

Ruang yang semakin menipis ini berarti meningkatnya konflik manusia-harimau, dengan berbagai insiden dalam beberapa dekade terakhir harimau menyerang manusia dan memasuki desa untuk mencari makanan.

Dan mereka tidak sendirian, sebab gajah India yang terancam punah juga sering berkeliaran di lahan pertanian dan melahap tanaman.

Meskipun degradasi lingkungan merupakan masalah yang dihadapi negara-negara di seluruh dunia, ledakan populasi India menimbulkan tantangan yang unik. Pada tahun 1971, negara itu berpenduduk 547 juta orang. Sekarang, jumlahnya mencapai 1,4 miliar, dan akan menyusul China untuk menjadi negara terpadat di dunia tahun ini.

Perburuan yang tidak diatur pada tahun 1980 semakin mempercepat penurunan jumlah harimau. Harimau diburu untuk olahraga, status dan konsumsi, dengan tulang dan bagian lain yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok.

India secara resmi melarang perburuan harimau pada tahun 1972, tetapi perburuan itu tetap menjadi ancaman utama, dengan perburuan ilegal disalahkan atas kepunahan total harimau di dalam cagar alam India pada tahun 2005.

Upaya untuk membalikkan tren telah membuat India mengembangkan 53 cagar alam harimau yang mencakup hampir 75.800 kilometer persegi (sekitar 7,5 juta hektar), meningkat dari hanya sembilan cagar alam pada awal Proyek Harimau.

Pihak berwenang telah merelokasi dan membayar seluruh desa untuk memberi ruang bagi harimau, dan membuat koridor satwa liar untuk menghubungkan habitat mereka yang terfragmentasi.

Selain itu, Pemerintah juga telah berinvestasi dalam teknologi seperti drone, jebakan kamera, sistem perangkat lunak untuk melacak populasi, pergerakan dan perilaku harimau.

WWF memperingatkan, ada banyak tantangan di depan. Krisis iklim yang memburuk menimbulkan masalah bagi habitat yang rentan. Banyak suaka harimau dan kawasan lindung adalah "pulau kecil di lautan luas penggunaan lahan yang secara ekologis tidak berkelanjutan," dengan aktivitas manusia yang merambah lingkungan harimau. Dan perburuan liar terus berlanjut meskipun ada hukum yang ketat.

Namun, kembalinya populasi harimau cukup menggembirakan, dengan India mulai berbagi praktik konservasinya dengan negara lain yang jumlah harimaunya menurun.

Dalam beberapa tahun terakhir, New Delhi telah menandatangani perjanjian bilateral dan meluncurkan inisiatif termasuk lokakarya konservasi dengan Thailand, Kamboja, Malaysia, Bangladesh dan Bhutan.

Selain harimau, India juga bersuka cita menyambut kelahiran cheetah pertamanya pada Bulan Maret, lebih dari 70 tahun setelah kucing besar tersebut dinyatakan secara resmi punah di negara tersebut.

Anak-anaknya lahir dari dua cheetah yang telah direhabilitasi yang dibawa dari Namibia ke India, sebagai bagian dari rencana pemerintah untuk menampung kembali 50 individu selama lima tahun ke depan.