JAKARTA - Kepala tentara swasta Rusia Grup Wagner mengatakan pada Hari Kamis, unit-unit Ukraina telah memulai serangan balik mereka, dan mendekati Bakhmut dari sisi-sisi, sementara Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukan terjun payung mereka mendukung serangan di bagian barat kota.
Prigozhin mengatakan, operasi Ukraina terbukti "sayangnya, sebagian berhasil", dalam sebuah pesan audio yang diunggah di saluran Telegram-nya, melansir Reuters 11 Mei.
Ia mengatakan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky "menipu" ketika mengatakan serangan balasan Ukraina telah tertunda, karena menunggu lebih banyak bantuan dari negara-negara asing.
Prigozhin mengatakan, serangan balasan sebenarnya berlangsung dengan kecepatan penuh di sekitar Bakhmut.
Diketahui, pasukan Rusia, yang dipelopori oleh Grup Wagner, telah melancarkan serangan berdarah di kota yang terletak di wilayah Donetsk, Ukraina timur, sejak musim panas lalu.
Pekan lalu, Prigozhin mengklaim bahwa pasukannya telah menguasai sekitar 95 persen wilayah, namun mengancam akan menarik diri jika Moskow tidak memberikan lebih banyak amunisi kepada para pejuangnya.
Pada Hari Rabu, baik Prigozhin maupun militer Ukraina mengatakan bahwa pasukan Kyiv telah mengusir sebuah unit militer Rusia di dekat Bakhmut, dalam sebuah kemajuan yang signifikan bagi Ukraina.
Prigozhin telah berulang kali menuduh para pejabat senior pertahanan Rusia telah membuat pasukannya kekurangan amunisi, dan menyalahkan mereka atas pembalikan arah di sekitar kota.
Terpisah, dalam briefing harian rutin pada hari Kamis, Kementerian Pertahanan Rusia tidak merujuk pada kemunduran yang diklaim, mengatakan bahwa pasukan mereka terus maju.
BACA JUGA:
"Kelompok-kelompok penyerang melanjutkan serangan mereka di bagian barat Artyomovsk," kata pernyataan itu, menggunakan nama era Soviet untuk Kota Bakhmut.
"Pasukan penerjun payung memberikan dukungan kepada mereka dan telah menembaki unit-unit tentara Ukraina di sisi-sisi," tambahnya.
Diketahui, Moskow mengatakan merebut Bakhmut akan memungkinkan mereka untuk melakukan serangan lebih lanjut di Ukraina timur. Presiden Zelensky dan Barat telah meremehkan kepentingan strategis kota tersebut bagi Rusia, meskipun Kyiv telah berulang kali menolak untuk menarik pasukannya.