JAKARTA - Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan akan menjelaskan perlunya membela Ukraina dalam perang dengan Rusia, saat ia akan menemui Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva yang mengkritik bantuan senjata ke Kyiv pada Hari Selasa, ketika mengawali kunjungannya ke negara itu.
"Kita perlu membantu Ukraina dalam perang ini," kata PM Rutte kepada para wartawan, melansir Reuters 9 Mei.
Lebih jauh PM Rutte mengatakan, ia akan menjelaskan kepada Presiden Lula mengapa masalah mendukung Ukraina merupakan hal yang "eksistensial" bagi Belanda, bagi Eropa dan dunia, karena invasi Rusia telah mempertaruhkan nilai-nilai Barat.
"Jika Putin berhasil di Ukraina, tapi saya rasa dia tidak akan, saya rasa dia tidak akan berhasil, masalahnya tidak akan berakhir di sana. Orang-orang khawatir akan keselamatan mereka sendiri, di Amsterdam, di Berlin, di Paris dan di seluruh Eropa," paparnya.
Sebelumnya, Presiden Lula, yang telah mencoba mendorong negara-negara yang tidak terlibat dalam konflik untuk membentuk sebuah kelompok guna mendorong perundingan perdamaian, mengatakan memasok senjata ke Ukraina justru mendorong terjadinya perang.
Seruan itu membuat Pemerintah Amerika Serikat menuduhnya tengah meniru propaganda yang dilakukan oleh Rusia dan China.
Diketahui, Pemerintah Belanda sedang mempertimbangkan untuk menyumbangkan jet-jet tempur F-16 ke Ukraina, bersama mitra-mitra Eropa-nya.
"Kami berdiskusi secara intens dengan Denmark, Inggris, beberapa pihak lain di Eropa dan juga Amerika Serikat mengenai F-16," ungkap PM Rutte di Sao Paulo.
BACA JUGA:
Namun, kesepakatan terlebih dahulu diperlukan antara semua mitra, seperti yang telah mereka lakukan sebelum memasok howitzer Panzer dan tank Leopard ke Ukraina, katanya.
"Perdebatan sedang berlangsung," tandas PM Rutte.
Rencananya, PM Rutte melakukan kunjungan tiga hari dengan didampingi oleh delegasi bisnis, untuk melakukan pembicaraan yang berfokus pada perdagangan dan kerja sama untuk pertanian berkelanjutan, transisi energi, terutama hidrogen.