JAKARTA - Rusia akan menggelar peringatan Hari Kemenangan atas Nazi dalam Perang Dunia II pada Hari Selasa, dengan parade di Lapangan Merah yang keamanannya diperketat, menyusul serangkaian serangan pesawat tak berawak, termasuk di benteng Kremlin sendiri, yang dituding Moskow dilakukan oleh Ukraina.
Hari Kemenangan adalah salah satu hari libur umum terpenting di Rusia, ketika orang memperingati pengorbanan besar yang dilakukan oleh Uni Soviet selama apa yang disebut Perang Patriotik Hebat tahun 1941-45, di mana sekitar 27 juta warga tewas.
Peringatan kali ini bahkan lebih emosional, karena Rusia berduka atas ribuan tentara yang tewas dalam perang hampir 15 bulan di Ukraina, yang hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Presiden Vladimir Putin, menteri pertahanan dan pejabat senior lainnya diharapkan meninjau parade Lapangan Merah, yang biasanya mencakup tank, peluncur rudal antarbenua hingga defile pasukan, seperti melansir Reuters 9 Mei.
Namun, karena meningkatnya masalah keamanan yang sebagian disebabkan oleh serangan pesawat tak berawak, pihak berwenang telah membatalkan parade tradisional.
Ada juga laporan bahwa jumlah tentara dan perangkat keras militer yang ikut serta dalam parade tahun ini lebih sedikit karena konflik Ukraina memakan banyak korban jiwa dan peralatan.
Selain itu, pihak berwenang di seluruh negeri telah membatalkan prosesi "Resimen Abadi", di mana orang-orang membawa potret kerabat yang berperang melawan Nazi.
Ditanya pada hari Senin tentang pembatalan beberapa acara Hari Kemenangan, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyalahkan Ukraina.
"Ketika kita harus berurusan dengan negara yang secara de facto adalah sponsor terorisme, maka lebih baik mengambil tindakan pencegahan," ujarnya.
Dalam wawancara di televisi Channel One, Peskov mengatakan Pemerintah Rusia mengambil setiap langkah yang mungkin untuk memastikan keamanan selama parade Hari Kemenangan pada 9 Mei.
"Semua langkah yang diperlukan sedang diambil untuk memastikan keamanan, terutama ketika tamu asing, kepala negara kami akan hadir. Semua yang diwajibkan oleh hukum sedang dilakukan untuk itu," terang Peskov seperti mengutip TASS.
Selain itu, juru bicara Kremlin juga mengonfirmasi beberapa pemimpin negara-negara pecahan Uni Soviet yang tergabung dalam CIS (Commonwealth of Independent States) akan menghadiri parade tersebut sebagai tamu.
"Kami memang mengharapkan beberapa kepala negara CIS, yang akan berbagi liburan ini dengan kami. Ini adalah tentang solidaritas para kepala negara, yang rakyatnya, sebagai bagian dari satu negara, ikut serta dalam Perang Patriotik Raya dan menang," papar Peskov.
Ia menggarisbawahi pentingnya Hari Kemenangan bagi semua orang yang terlibat dalam kemenangan atas fasisme.
"Kita tidak boleh melupakan 9 Mei. 9 Mei adalah hari yang sakral bagi semua negara yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet, negara-negara yang mengorbankan begitu banyak nyawa warganya untuk membebaskan dunia dari fasisme," tegasnya.
BACA JUGA:
Dalam keterangan terpisah kepada televisi Rossiya-1, Peskov mengatakan para pemimpin negara-negara CIS, yang tiba di Moskow untuk merayakan Hari Kemenangan, akan bergabung dengan Presiden Putin untuk menyaksikan parade dari tribun di Lapangan Merah.
Para kepala negara kemudian akan meletakkan bunga dan sarapan bersama, katanya dalam program "Moscow, Kremlin, Putin."
"Parade itu sendiri akan dimulai pada pukul 10 pagi. Presiden akan berpidato. Para kepala negara (dari CIS) akan bergabung dengannya di tribun. Kami yakin ini akan diikuti dengan peletakan karangan bunga bersama di Makam Prajurit Tak Dikenal," tandasnya.