Bagikan:

JAKARTA - Presiden Vladimir Putin membangkitkan semangat tentara Uni Soviet yang mengalahkan pasukan Nazi Jerman di Stalingrad 80 tahun lalu, untuk menyatakan Rusia akan mengalahkan Ukraina yang diduga berada dalam cengkeraman inkarnasi baru Nazisme.

Dalam pidato berapi-api di Volgograd, yang dikenal sebagai Stalingrad hingga 1961, Presiden Putin mengecam Jerman karena membantu mempersenjatai Ukraina dan mengatakan, bukan untuk pertama kalinya, bahwa dia siap menggunakan seluruh persenjataan Rusia, termasuk senjata nuklir.

"Sayangnya kita melihat bahwa ideologi Nazisme dalam bentuk dan manifestasi modernnya kembali secara langsung mengancam keamanan negara kita," kata Presiden Putin kepada audiensi perwira militer dan anggota kelompok patriotik dan pemuda setempat dalam peringatan Hari Kamis, melansir Reuters 3 Februari.

"Berulang kali kita harus menghalau agresi kolektif Barat. Ini luar biasa tapi itu fakta: kita kembali diancam dengan tank Leopard Jerman dengan salib di atasnya," tandasnya.

Para pejabat Rusia sering membandingkan invasi ke Ukraina dengan perang melawan Nazi, sejak mengirim pasukannya setahun yang lalu.

80 tahun kemenangan stalngrad
Presiden Putin meletakkan karangan bunga saat peringatan 80 tahun kemenangan Uni Soviet atas Nazi di Stalingrad. (Sumber: Press Office of the Volgograd Region Governor via Kremlin)

Ukraina - yang merupakan bagian dari Uni Soviet dan menderita kehancuran di tangan pasukan Hitler - menolak perbandingan itu sebagai dalih palsu untuk perang penaklukan kekaisaran.

Presiden Putin membangkitkan apa yang dia katakan sebagai semangat para pembela Stalingrad, untuk menjelaskan mengapa menurutnya Rusia akan menang di Ukraina, dengan mengatakan pertempuran Perang Dunia Kedua telah menjadi simbol "sifat rakyat kita yang tidak dapat dihancurkan".

"Mereka yang menarik negara-negara Eropa, termasuk Jerman, ke dalam perang baru dengan Rusia, dan ... mengharapkan kemenangan atas Rusia di medan perang, tampaknya tidak mengerti bahwa perang modern dengan Rusia akan sangat berbeda bagi mereka," papar Presiden Putin.

"Kami tidak mengirim tank kami ke perbatasan mereka, tetapi kami memiliki sarana untuk menanggapi, dan itu tidak akan berakhir dengan penggunaan kendaraan lapis baja, semua orang harus memahami itu," tegasnya.

Presiden Putin sebelumnya telah meletakkan bunga di makam marshal Soviet yang mengawasi pertahanan Stalingrad dan mengunjungi kompleks peringatan utama kota, di mana ia mengheningkan cipta untuk menghormati mereka yang tewas selama pertempuran.

Ribuan orang berbaris di jalan-jalan Volgograd untuk menyaksikan parade kemenangan, saat pesawat terbang di atas kepala dan tank modern serta kendaraan lapis baja era Perang Dunia Kedua melintas.

80 tahun kemenangan uni soviet di stalingrad
Presiden Putin meletakkan karangan bunga saat peringatan 80 tahun kemenangan Uni Soviet atas Nazi di Stalingrad. (Sumber: Press Office of the Volgograd Region Governor via Kremlin)

Beberapa kendaraan modern memiliki lukisan huruf 'V', simbol yang digunakan oleh pasukan Rusia di Ukraina.

Irina Zolotoreva, 61 tahun yang mengatakan kerabatnya telah bertempur di Stalingrad, melihat persamaan dengan Ukraina.

"Negara kami berjuang untuk keadilan, untuk kebebasan. Kami mendapat kemenangan pada tahun 1942 dan itu adalah contoh untuk generasi sekarang. Saya pikir kami akan menang lagi sekarang apapun yang terjadi," tuturnya.

Titik fokus peringatan tersebut adalah kompleks peringatan Mamayev Kurgan, di sebuah bukit yang menghadap ke Sungai Volga yang didominasi oleh patung raksasa bernama The Motherland Calls - seorang wanita yang mengacungkan pedang raksasa.

Stalingrad adalah pertempuran paling berdarah dalam Perang Dunia Kedua, ketika Tentara Merah Soviet, dengan kerugian lebih dari 1 juta korban jiwa, berhasil mematahkan kekuatan inti invasi Jerman pada tahun 1942-1943.

Pertempuran selama lima bulan itu membuat kota yang menyandang nama pemimpin Soviet Josef Stalin itu menjadi puing-puing, dengan sekitar 2 juta orang tewas dan terluka di kedua belah pihak.

Patung baru Stalin didirikan di Volgograd pada Hari Rabu bersama dengan dua orang lainnya, perwira Soviet Georgy Zhukov dan Alexander Vasilyevsky.

Terlepas dari catatan Stalin memimpin kelaparan yang menewaskan jutaan orang dan represi politik yang menewaskan ratusan ribu, politisi Rusia dan buku pelajaran sekolah dalam beberapa tahun terakhir menekankan perannya sebagai pemimpin masa perang yang sukses mengubah Uni Soviet menjadi negara adidaya.