Pasukannya Kekurangan Amunisi di Ukraina, Kepala Tentara Bayaran Rusia Tuding Ada Pengkhianatan
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Yevgeny Prigozhin. (Wikimedia Commons/Government of the Russian Federation)

Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin tentara bayaran Grup Wagner sekaligus pengusaha yang terhubungan dengan Kremlin Yevgeny Prigozhin, menuduh "pengambil keputusan" di Rusia melakukan pengkhianatan karena tidak menyediakan amunisi yang diperlukan pasukannya dan unit militer angkatan bersenjata reguler Rusia untuk berperang di Ukraina.

"Sebuah kelompok kriminal tidak memberi kami amunisi," kata Prigozhin dalam pernyataan audio lima menit yang diunggah di Telegram pada 26 April, di mana dia menegaskan kembali klaim amunisi ditimbun di gudang tetapi tidak dikirim ke medan perang, seperti melansir RadioFreeEurope RadioLiberty (RFE/RL).

Prigozhin mengklaim pasukannya tidak memiliki amunisi untuk berperang melawan artileri Ukraina, karena "pengkhianatan" oleh pejabat tinggi Rusia yang tidak disebutkan namanya, berjanji untuk mengungkapkan nama "ketika waktunya tiba".

"Saya pikir apa yang terjadi hari ini adalah kejahatan terhadap Rusia dan rakyat Rusia. Para pelaku harus dimintai pertanggungjawaban," tegasnya.

Prigozhin - yang selama berbulan-bulan bertengkar secara terbuka dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu atas pelaksanaan perang - mengatakan, pasukannya menderita lima kali lebih banyak korban karena kurangnya dukungan dari Moskow, seperti mengutip Reuters.

Dia juga mempertanyakan mengapa pasukan Rusia tidak melancarkan serangan terhadap kota terdekat Sloviansk atau Kramatorsk di timur Ukraina untuk mengurangi tekanan terhadap Bakhmut.

Namun, dia mengatakan pasukannya akan melakukan apapun untuk menghentikan upaya Ukraina untuk merebut kembali kota itu.

"Kami akan maju dengan biaya berapa pun, hanya untuk menghancurkan tentara Ukraina dan mengganggu serangan mereka," tegas Prigozhin.

"Kami melakukan semua yang kami bisa dengan jumlah amunisi minimal yang kami miliki sekarang. Para preman yang membuat keputusan, mereka harus bertanggung jawab kepada ibu, anak, dan istri dari mereka yang tewas, karena bukannya satu orang, beberapa orang mati sekaligus. Alih-alih satu orang, lima orang mati saat menyerbu gedung, karena kita tidak punya amunisi," tandasnya.

Prigozhin menambahkan, serangan balasan angkatan bersenjata Ukraina "tak terhindarkan", menambahkan bahwa Wagner akan dapat "berdiri di sini selama dua hingga tiga minggu lagi sampai peluru terakhir tetap berada di magasin senapan serbu."

Dalam upaya yang jelas untuk membenarkan kemungkinan kekalahan pasukannya, ia menambahkan: "Secara umum, kelompok militer swasta Wagner telah menyelesaikan misi bersejarahnya."

Diberitakan sebelumnya, Kepala tentara bayaran Grup Wagner Rusia Yevgeny Prigozhin mengatakan Ukraina sedang mempersiapkan serangan balasan yang tak terelakkan, mengirimkan unit-unit yang telah dipersiapkan dengan baik ke Kota Bakhmut.

"Hari ini, unit musuh yang terlatih dengan baik telah dilempar ke Bakhmut... Serangan balasan oleh Ukraina tidak dapat dihindari," kata Prigozhin, seraya menambahkan bahwa dia memperkirakan kampanye itu akan dimulai setelah 2 Mei, ketika cuaca telah membaik dan tanah telah mengeras.