Bagikan:

JAKARTA - China akan terus mendukung negara-negara Asia Tengah dengan tegas dalam menjaga kemerdekaan dan integritas wilayah mereka, kata kementerian luar negerinya, setelah seorang utusan senior Beijing di Eropa memicu kegaduhan dengan mempertanyakan kedaulatan negara-negara tersebut.

"China akan seperti biasa, dengan tegas mendukung negara-negara Asia Tengah dalam menjaga kedaulatan nasional, kemerdekaan, keamanan, dan integritas teritorial mereka," kementerian tersebut mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Qin Gang pada Hari Rabu, melansir Reuters 26 April.

Menlu Qin berbicara saat dia bertemu rekan-rekannya dari Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, Uzbekistan dan Turkmenistan di Kota Xian, China barat laut, kata pernyataan kementerian.

"Tiongkok dengan tegas mendukung negara-negara Asia Tengah dalam memilih jalur pembangunan mereka sendiri mengingat kondisi nasional mereka," tegas Menlu Qin, menambahkan bahwa pihaknya menentang campur tangan eksternal dalam urusan internal mereka.

Sebelumnya, Duta Besar Beijing untuk Prancis Lu Shaye memicu protes diplomatik di Eropa, ketika dalam sebuah wawancara TV Prancis pada 21 April, dia mempertanyakan kedaulatan Ukraina, yang diinvasi oleh Rusia tahun lalu, dan lima republik bekas Soviet lainnya.

Sementara, Kazakhstan, Turkmenistan, Uzbekistan, Tajikistan dan Kyrgyzstan di Asia Tengah juga merupakan bagian dari Uni Soviet yang didominasi Rusia sebelum bubar pada tahun 1991.

Kementerian Luar Negeri China menjauhkan diri dari pernyataan Lu pada Hari Senin, sementara Kedutaan Beijing di Paris mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, komentar Duta Besar Lu "bukanlah deklarasi politik tetapi ekspresi dari pandangan pribadinya".

Kedua pernyataan tersebut tampaknya merupakan upaya untuk meredakan ketegangan dengan Uni Eropa, sementara Amerika Serikat juga mengutip kekhawatiran tentang kedekatan yang semakin meningkat antara Beijing dan Moskow.

Selain itu, Menlu Qin pada Hari Rabu juga berjanji untuk memperkuat komunikasi dan kolaborasi dengan lima republik Asia Tengah di bawah kerangka kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), menurut kementerian.