Taliban Tewaskan Pejabat ISIS Dalang Bom Bunuh Diri Bandara Afghanistan yang Tewaskan 13 Tentara Amerika Serikat
Militer AS berjaga di sekitar Bandara Kabul, Afghanistan saat proses evakuasi berlangsung. (Wikimedia Commons/Staff Sgt. Victor Mancilla)

Bagikan:

JAKARTA - Taliban berhasil menewaskan seorang militan ISIS yang dituding sebagai dalang di balik serangan bom bunuh diri di bandara internasional Kabul, Afghanistan pada tahun 2021, menewaskan 13 tentara AS dan lebih dari 170 warga sipil selama evakuasi kacau setelah penarikan pasukan koalisi pimpinan Washington.

Pengeboman itu terjadi pada 26 Agustus 2021, ketika pasukan AS berusaha membantu orang Amerika dan Afghanistan melarikan diri setelah kekacauan pengambilalihan Taliban, setelah 20 tahun perang berkepanjangan.

"Dia adalah pejabat penting ISIS-K yang terlibat langsung dalam merencanakan operasi Abbey Gate, dan sekarang tidak lagi dapat merencanakan atau melakukan serangan," kata juru bicara Gedung Putih John Kirby dalam sebuah pernyataan, mengacu pada pintu masuk Abbey Gate di bandara, tempat ledakan terjadi, melansir Reuters 26 April.

Pemerintah tidak menyebutkan nama pemimpin ISIS-K tersebut. Kirby juga tidak merinci kapan Taliban membunuh tokoh ISIS-K tersebut, tetapi menyebutnya sebagai salah satu dari "serangkaian kehilangan kepemimpinan tingkat tinggi" yang diderita ISIS-K tahun ini, seperti mengutip CNN.

Sementara, teroris yang melakukan bom bunuh diri, Abdul Rehman Al-Loghri, telah dibebaskan dari penjara hanya beberapa hari sebelumnya ketika Taliban menguasai negara tersebut.

Terpisah, ayah dari Sersan Staf Taylor Hoover, yang tewas dalam pengeboman itu, mengatakan kepada CNN, dia diberitahu oleh militer Selasa pagi.

"Hebat, kita menyingkirkan teroris lain dari muka bumi ini. Saya baik-baik saja dengan itu. Tapi itu tidak membebaskan pemerintah atau Departemen Luar Negeri atau Pentagon untuk mengambil tanggung jawab atau pertanggungjawaban atas apa yang terjadi. Mereka belum melangkah dan mengatakan kami mengacaukan ini dan itu tidak akan terjadi lagi," kritiknya.

"Dan saya pribadi berpikir itu bisa terjadi lagi," tandasnya.

Diketahui, afiliasi Afghanistan dari ISIS, yang dikenal sebagai ISIS Khorasan atau ISIS-K adalah musuh Taliban. Pejuang yang setia kepada ISIS pertama kali muncul di Afghanistan timur pada tahun 2014 dan kemudian membuat terobosan di daerah lain.

Sejak penarikan AS dari Afghanistan pada Agustus 2021, Taliban telah mencoba menindak ISIS-K di seluruh negeri, tetapi tidak berhasil menghancurkan organisasi teror tersebut.

Pengumuman Taliban, kelompok yang diperangi Washington selama hampir dua dekade, membunuh salah satu pemimpin kelompok teror, menunjukkan batas kemampuan AS untuk melakukan operasi di Afghanistan setelah penarikan diri.