Bagikan:

JAKARTA - Peristiwa yang terjadi di Jalur Gaza, Yerusalem Timur dan di sepanjang garis pemisah antara Israel, Lebanon dan Suriah telah membawa ketegangan di kawasan itu ke titik puncaknya, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Hari Selasa.

Hal itu disampaikan Menlu Lavrov dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB yang membahas situasi di kawasan Timur Tengah.

"Peristiwa di Tepi Barat, Jalur Gaza, Yerusalem Timur dan di sepanjang garis pembatas antara Israel, Lebanon dan Suriah telah meningkatkan ketegangan ke titik yang sangat berbahaya," ujar Menlu Lavrov, seperti dilansir dari TASS 26 April.

"Sejak awal tahun, akibat serangan militer di Jenin , Jericho, Nablus, Huwara, bentrok sehubungan dengan pelanggaran status tempat suci, lebih dari seratus warga Palestina tewas dan ribuan lainnya luka-luka. Jumlah korban di antara warga Israel juga terus bertambah," lanjutnya.

Lebih jauh dijelaskan olehnya, situasi di kawasan tersebut telah diperburuk oleh serangan Israel terhadap Suriah, termasuk penembakan di bandara Aleppo, yang digunakan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada para korban gempa besar yang terjadi pada Bulan Februari.

"Jumlah insiden di Garis Biru (garis demarkasi Israel) dengan Lebanon, termasuk pertukaran serangan rudal terbesar sejak 2006, mengalami peningkatan," ungkap Lavrov.

Menlu Lavrov menambahkan, masyarakat internasional tidak boleh menutup mata terhadap radikalisasi di Palestina dan perpecahan yang semakin dalam antara partai-partai utama di negara tersebut, yang berpotensi meletus menjadi konfrontasi kekerasan.

"Tidak mungkin untuk mengabaikan rekor kecepatan pembangunan permukiman oleh Israel, dengan legalisasi pos-pos terdepan, perampasan tanah, pembongkaran rumah, dan penangkapan sewenang-wenang," pungkasnya.