Turki-Israel Normalisasi Hubungan, Menlu Cavusoglu: Positif untuk Resolusi Damai Konflik Palestina, Tetap Solusi Dua Negara
Menlu Turki Mevlut Cavusoglu bersama dengan Menlu Israel Yair Lapid. (Sumber: Twitter/@yairlapid)

Bagikan:

JAKARTA - Israel dan Turki sepakat hidupkan kembali hubungan di beberapa bidang, kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Cavuşoğlu pada konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid pada Hari Rabu, dalam kunjungan resmi pertama ke Israel setelah 15 tahun.

Sementara, Menlu Lapid mengatakan Turki dan Israel sedang membuka babak baru dalam hubungan dan bertujuan untuk memperluas hubungan ekonomi, sambil mulai bekerja pada perjanjian penerbangan sipil baru.

"Tujuannya adalah untuk membentuk dan memperluas kerja sama ekonomi dan sipil antara negara kita untuk menciptakan bisnis ke bisnis dan orang ke orang dan untuk meningkatkan kedua negara kita, keunggulan komparatif secara regional dan global, bahkan selama pandemi, dan bahkan di saat ketegangan politik, "ucap Menlu Lapid, melansir Daily Sabah 25 Mei.

Turki dan Israel baru-baru ini mencoba membuka halaman baru dalam hubungan bilateral, ditandai dengan kunjungan Presiden Israel Isaac Herzog dan pertemuannya dengan Presiden Recep Tayyip Erdoğan di Ankara pada Bulan Maret.

Berbicara tentang masalah Palestina, Menlu Cavuşoğlu juga menegaskan kembali, Turki percaya solusi dua negara adalah satu-satunya solusi untuk konflik Israel-Palestina. Dan, hubungan antara Turki dan Israel akan memiliki "dampak positif" untuk bekerja menuju solusi.

israel palestina
Pertemuan Menlu Turki dengan Menlu Israel. (Sumber: Twitter/@yairlapid)

Sehari sebelumnya, Menlu Cavuşoğlu mengunjungi Ramallah di Tepi Barat yang diduduki dan mengatakan selama konferensi pers dengan Menlu Palestina Riad al-Maliki, dialog dengan Israel akan "memberikan kontribusi penting untuk pengurangan ketegangan, seperti yang terjadi selama Ramadan, dan juga akan berkontribusi untuk membuat perjuangan Palestina atau suara rakyat Palestina terdengar lebih kuat.

Di sisi lain, Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Hari Selasa memuji dukungan yang diberikan Turki kepada rakyat Palestina dan perjuangan mereka. Menurut kantor berita resmi Palestina WAFA, Presiden Abbas mengatakan kepada Menlu Cavuşoğlu, Palestina berkomitmen untuk kewajibannya di bawah hukum internasional dan untuk menemukan cakrawala politik guna mengakhiri pendudukan Israel.

Jauh sebelumnya, kedua negara menarik duta besar mereka masing-masing pada tahun 2010, setelah pasukan Israel menyerbu armada menuju Gaza yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Palestina yang melanggar blokade Israel. Insiden itu mengakibatkan kematian sembilan aktivis Turki.

Hubungan rusak lagi pada tahun 2018 ketika Turki, yang marah karena Amerika Serikat memindahkan kedutaan besarnya di Israel ke Yerusalem, sekali lagi memanggil duta besarnya, mendorong Israel untuk menanggapi dengan cara yang sama. Kedua negara belum menunjuk kembali duta besar mereka.