Korban Tewas Bom Bunuh Diri Kabul Jadi 85 Orang, Termasuk 28  Taliban: AS-Inggris Bahas Tindakan Kontraterorisme
Ilustrasi tentara Amerika Serikat bersama warga Afghanistan di kawasan bandara Kabul. (Wikimedia Commons/Staff Sgt. Victor Mancilla)

Bagikan:

JAKARTA - Jumlah korban tewas serangan bom bunuh diri di dekat bandara internasional Kabul, Afghanistan Kamis kemarin bertambah menjadi 85 orang, termasuk korban di pihak tentara Amerika Serikat serta Taliban.

Dua ledakan mengguncang kawasan dekat bandara Kabul, Kamis 26 Agustus sore kemarin, dengan kelompok ISIS-Khorasan (ISIS-K) mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Jumlah korban tewas bertambah, dengan pejabat kesehatan Afghanistan menyebut 72 orang tewas, termasuk 28 anggota Taliban. Sementar, militer Amerika Serikat menyebut 13 anggotanya menjadi korban.

Kendati demikian, Amerika Serikat menyebut akan tetap melanjutkan misi evakuasi di bandara Kabul tersebut, sesuai dengan batas waktu 31 Agustus mendatang sambil meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan serangan berikutnya.

Menanggapi serangan bom bunuh diri ini, Kepala Komando Pusat Militer Amerika Serikat Jenderal Marinir Frank McKenzie mengatakan dalam jumpa pers, ledakan itu diikuti dengan baku tembak. McKenzie mengatakan ancaman dari ISIS tetap ada di samping aliran ancaman aktif lainnya.

"Kami percaya itu adalah keinginan mereka untuk melanjutkan serangan ini dan mereka berharap serangan itu berlanjut. Saya pikir kami dapat melanjutkan misi kami, bahkan ketika kami menerima serangan seperti ini. Kami melakukan segala yang kami bisa untuk bersiap," kata McKenzie, mengutip Reuters Jumat 27 Agustus.

Sementara itu, seorang pejabat Taliban menyesalkan jumlah anggota Taliban yang tewas dalam serangan ISIS kali ini.

"Kami telah kehilangan lebih banyak orang daripada orang Amerika dalam ledakan bandara," kata seorang pejabat Taliban, menambahkan, Taliban tidak bertanggung jawab atas rencana evakuasi kacau yang disiapkan oleh negara-negara asing.

Terpisah, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengadakan diskus melalui jaringan telepon, membahas upaya kontraterorisme bersama menyusul serangkaian serangan mematikan di Kabul, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.

"Menteri Luar Negeri Antony J. Blinken berbicara dengan Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab menyusul serangan teroris yang mengerikan di Kabul hari ini. Mereka sepakat tentang pentingnya melanjutkan kerjasama kontraterorisme yang erat. Mereka juga membahas keterlibatan internasional tentang masa depan Afghanistan," sebut Price dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam.