Australia Akhiri Penerbangan dari Afghanistan, PM Morrison Sebut Tidak Aman Lanjutkan Evakuasi
Ilustrasi helikopter mengangkut kendaraan pendukung misi militer Australia di Afghanistan. (Wikimedia Commons/Chief Petty Officer Bill Mesta)

Bagikan:

JAKARTA - Australia telah menghentikan penerbangan evakuasi dari Afghanistan, setelah pengebom bunuh diri ISIS menewaskan puluhan warga sipil dan setidaknya 13 personel militer AS dalam serangan di luar bandara di Kabul, kata Perdana Menteri Scott Morrison, Jumat.

PM Morrison mengatakan, personel militer Australia telah dievakuasi dari Kabul hanya beberapa jam sebelum serangan, dan dengan keamanan yang begitu genting sehingga tidak lagi aman untuk melanjutkan evakuasi.

"Rencana kami sekarang bergerak ke tahap pasca evakuasi dan itu melibatkan memastikan proses pemulangan, melalui program kemanusiaan resmi kami," kata Morrison kepada wartawan di Canberra, mengutip Reuters, Jumat 27 Agustus.

Sementara beberapa pemerintah, seperti Australia, telah menghentikan penerbangan evakuasi, seorang pejabat keamanan Barat di bandara Kabul mengatakan, operasi evakuasi telah dipercepat setelah serangan terhadap bandara Kabul semalam.

Pejabat itu mengatakan penerbangan lepas landas secara teratur dari bandara, tempat ribuan warga Afghanistan berkumpul, putus asa untuk melarikan diri dari negara itu sejak Taliban mengambil alih.

PM Morrison mengakui beberapa pemegang visa Australia tetap berada di Afghanistan, meskipun dia mengatakan Canberra tidak tahu jumlah pastinya.

Sementara Amerika Serikat dan beberapa sekutu melanjutkan penerbangan evakuasi, PM Morrison memperingatkan, tidak mungkin warga Australia dan pemegang visa akan diberikan kursi.

"Australia telah mengevakuasi 4.100 warga dan warga Afghanistan dengan visa dalam sembilan hari terakhir. Hampir 800 orang sudah berada di, atau dalam perjalanan ke Australia," sebutnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Marise Payne mendesak warga negara Australia dan pemegang visa untuk menjauhi bandara di tengah kekhawatiran serangan lebih lanjut. Terkait dengan serangan bom yang terjadi, pihak berwenang sedang berusaha menemukan apakah ada warga atau penduduk Australia yang tewas dalam serangan itu.

Untuk diketahui, Australia adalah bagian dari pasukan internasional pimpinan NATO (ISAF) yang memerangi Taliban, melatih pasukan keamanan Afghanistan pada tahun-tahun setelah mereka menggulingkan Taliban pada 2001. Lebih dari 39.000 tentara Australia bertugas di Afghanistan dengan 41 orang tewas selama penugasan.