Ada Ancaman Serangan Teroris, Amerika Serikat, Inggris dan Australia Minta Warganya Jauhi Bandara Kabul Afghanistan
Tentara AS mengevakuasi seorang anak di kawasan bandara Kabul, Afghanistan. (Twitter/@DeptofDefense)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Amerika Serikat, Inggris dan Australia mengeluarkan peringatan adanya ancaman serangan teroris di sekitar bandara Kabul, Afghanistan, meminta warganya menjauhi kawasan tersebut.

Mengutip Reuters Kamis 26 Agustus, Kedutaan Besar AS di Kabul menyarankan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Bandara Internasional Hamid Karzai saat ini, menurut peringatan keamanan kedutaan yang dikeluarkan pada hari Rabu.

'Warga yang sudah berada di Gerbang Biara, Gerbang Timur dan Gerbang Utara bandara Kabul disarankan untuk segera pergi," kata peringatan keamanan. Peringatan itu, yang diposting di situs web kedutaan, tidak memberikan alasan mengapa dikeluarkan. Peringatan itu menyarankan orang Amerika untuk mewaspadai lingkungan di sekitarnya, terutama dalam kerumunan besar.

Sebelumnya, Presiden Joe Biden dan pejabat pemerintahan AS sudah memperingatkan potensi bahaya serangan teroris dari kelompok ISIS-K, yang merupakan salah satu musuh bebuyutan kelompok Taliban.

"Salah satu kontinjensi yang sangat kami fokuskan, adalah potensi serangan teroris oleh kelompok seperti ISIS-K, yang tentu saja adalah musuh bebuyutan Taliban, jadi kami akan terus bekerja untuk meminimalkan risiko dan maksimalkan jumlah orang di pesawat," kata Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan beberapa waktu lalu.

Peringatan yang sama juga dikeluarkan oleh Australia yang disampaiakn oleh Menteri Luar Negeri Marise Payne, Kamis waktu setempat. Payne meminta warga Australia dan pemegang visa Negeri Kangguru untuk menjauhi kawasan bandara Kabul.

Sebelumnya, Australia selama seminggu terakhir sibuk mengevakuasi warganya dan bandara Kabul, seraya meminta warga lainnya bersiap untuk proses evakuasi keluar dari negara itu. Rabu malam, Australia mengubah sarannya kepada orang-orang di daerah itu, yang menurut Payne didasarkan pada meningkatnya kekhawatiran akan serangan.

"Ada ancaman serangan teroris yang sedang berlangsung dan sangat tinggi," kata Payne kepada wartawan di Canberra.

Peringatan itu meningkatkan risiko bahwa sejumlah warga Afghanistan yang memegang visa untuk Australia dapat tertinggal saat Canberra bersiap untuk mengakhiri program evakuasinya.

Sementara, Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan, hingga kini Australia telah mengevakuasi sekitar 4.000 orang keluar dari Afghanistan, setelah 1.200 orang lainnya diterbangkan semalam. Banyak dari mereka tetap berada di Uni Emirat Arab, kata Morrison, sementara 639 telah dievakuasi ke Australia.

Terpisah, Inggris pun mengeluarkan peringatan ancaman serangan teroris serupa seraya meminta warganya meningkatkan kehati-hatian dan kewaspadaan.

Mengutip Sputnik, Kantor Luar Negeri Inggris memperingatkan semua Perjalanan ke Afghanistan, mengutip 'ancaman tinggi serangan teroris'

Pemerintah Inggris telah menasihati warganya, menentang semua perjalanan ke Afghanistan saat penarikan NATO berlanjut, dengan mengatakan ancaman serangan teroris tetap tinggi, terutama di bandara utama Kabul.

"Ada ancaman serangan teroris yang sedang berlangsung dan tinggi. Jangan bepergian ke Bandara Internasional Kabul Hamid Karzai. Jika Anda berada di area bandara, menjauhlah ke lokasi yang aman dan tunggu saran lebih lanjut," bunyi pemberitahuan itu,

"Penerbangan komersial saat ini tidak beroperasi. Jika Anda dapat meninggalkan Afghanistan dengan aman dengan cara lain, Anda harus segera melakukannya. Bepergian melalui jalan darat di seluruh negeri sangat berbahaya. Ada dugaan orang-orang dianiaya dalam perjalanan mereka ke Bandara Internasional Kabul," lanjut pemberitahuan itu.

Pemberitahuan lebih lanjut mengatakan, Kedutaan Besar Inggris di Kabul telah merelokasi dan menangguhkan semua operasi yang tidak penting, sisanya hanya dilalukan dari jarak jauh.