Bagikan:

JAKARTA - Australia dapat melanjutkan rencana pembukaan kembali ketika negara tersebut mencapai tingkat vaksinasi 70 persen - 80 persen, kata penasihat pemodelan pandemi pemerintah, sementara beberapa negara bagian mengisyaratkan tidak melonggarkan pembatasan perbatasan jika Sydney gagal mengendalikan wabah varian Delta.

Doherty Institute yang berbasis di Melbourne mengatakan, fokus negara itu harus beralih ke pembatasan jumlah kematian dan rawat inap COVID-19, dari strategi nol kasus saat ini, ketika setidaknya 70 persen populasi negara itu di atas usia 16 tahun sepenuhnya divaksinasi.

"Tingkat vaksinasi ini akan mempermudah hidup dengan virus, seperti yang kita lakukan dengan virus lain seperti flu," katanya dalam sebuah pernyataan, Senin malam, mengutip Reuters Selaa 24 Agustus.

"Begitu kita mencapai cakupan vaksin 70 persen, membuka puluhan atau ratusan kasus secara nasional per hari adalah mungkin," lanjutnya.

Saat ini, 30 persen dari populasi orang dewasa Australia telah divaksinasi lengkap, sementara 53 persen telah memiliki setidaknya satu dosis.

Australia pada Bulan Juli meluncurkan rencana empat tahap kembali ke kebebasan yang lebih besar dengan tingkat vaksinasi yang lebih tinggi. Tetapi, negara-negara bagian seperti Queensland dan Australia Barat menandai mereka mungkin tidak mematuhi perjanjian itu, karena dibingkai ketika jumlah kasus di Sydney jauh lebih rendah dibanding saat ini.

Negeri Kangguru menderita lebih sedikit dari pandemi COVID-19 daripada banyak negara maju lainnya, dengan sekitar 44.600 kasus dan 984 kematian. Tetapi, gelombang infeksi ketiga dari varian Delta telah menjerumuskan Sydney dan Melbourne, kota terbesarnya, dan ibu kota Canberra ke dalam penguncian selama berminggu-minggu.

Sydney, yang terkena dampak terburuk, telah melaporkan pertumbuhan pesat dalam jumlah kasus baru, seiring pejabat negara bagian beralih ke strategi peluncuran vaksin yang lebih cepat.

"Mari kita fokus pada tingkat vaksin karena itulah yang akan menentukan bagaimana kita dapat hidup bergerak maju," tutur Perdana Menteri negara bagian New South Wales (NSW) Gladys Berejiklian.

Berejiklian, yang telah menjanjikan lebih banyak kebebasan untuk vaksinasi penuh setelah dosis total mencapai 6 juta mengatakan, negara bagian telah melewati tonggak sejarah itu dan perubahan akan diumumkan akhir pekan ini.

Untuk diketahui, sekitar 59 persen penduduk di New South Wlaes telah memiliki setidaknya satu dosis vaksin COVID-19. Sementara, 31 persen penduduk lainnya telah divaksinasi COVID-19 lengkap, sedikit di atas angka nasional.

Hari ini, New South Wales melaporkan 753 kasus, turun dari 818 pada Senin kemarin, meskipun infeksi harian terus bertahan di dekat level rekor. Tujuh puluh empat kematian telah dilaporkan dari wabah terbaru, meskipun tingkat kematian telah melambat dari tahun lalu.

Sementara, Negara Bagian Victoria melaporkan 50 kasus baru infeksi COVID-19 yang didapat secara lokal pada Selasa, turun dari 71 kasus infeksi sehari sebelumnya.

Terpisah, Perdana Menteri Scott Morrison mengakui kekhawatiran beberapa negara bagian dari wabah Sydney, tetapi mengatakan 'lockdown selamanya' akan lebih berbahaya daripada kebaikan bagi negara.

"Tidak masalah apakah itu 30 kasus atau 800 kasus, kesimpulannya sama, dan itulah yang dikatakan Doherty Institute. Kita dapat melakukan ini dengan aman dan kita perlu melakukannya," tutur PM Morrison kepada Nine News, Selasa.