Dapat Empat Juta Dosis Vaksin COVID-19 Pfizer dari Inggris, Australia Kembali Cetak Rekor Kasus Infeksi
Perdana Menteri Negara Bagian New South Wales Gladys Berejiklian. (Twitter/@GladysB))

Bagikan:

JAKARTA - Australia telah mendapatkan 4 juta dosis vaksin COVID-19 Pfizer dalam kesepakatan pertukaran dengan Inggris, Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan pada Hari Jumat, ketika ia berupaya meyakinkan negara bagian dan teritori untuk tetap berpegang pada rencana pembukaan kembali COVID-19 nasional.

PM Morrison mengatakan, tambahan 4 juta dosis vaksin ini akan menggandakan pasokan vaksin Pfizer untuk bulan ini, mempercepat upaya negara itu untuk keluar dari penguncian virus corona yang merusak ekonomi.

"Pesawat itu berada di landasan sekarang, segera berangkat. Ini akan memungkinkan kami untuk memajukan secara signifikan peluang bagi Australia untuk membuka lagi (penguncian)," kata Morrison kepada wartawan di Canberra pada Hari Jumat, mengutip Reuters 3 September.

PM Morrison menuai kritik keras lantaran gagal mengamankan pasokan vaksin COVID-19, sehingga peluncuran vaksinasi di negara tersebut terlambat, berdampak pada target yang tertunda selama berbulan-bulan.

Pemerintah negara bagian mengatakan, program vaksinasi mereka terhambat oleh kurangnya pasokan vaksin Pfizer, yang diperlukan untuk memvaksinasi populasi yang lebih muda.

Kesepakatan vaksin datang menjelang pertemuan para pemimpin federal dan negara bagian pada Hari Jumat, dengan negara-negara bagian Queensland dan Australia Barat yang bebas virus menandai mereka dapat menunda rencana pembukaan kembali, karena meningkatnya wabah varian Delta di Sydney dan Melbourne.

Lebih dari setengah populasi Negeri Kangguru yang berjumlah 25 juta orang berada di bawah perintah tinggal di rumah, dengan Sydney, Melbourne dan ibu kota nasional Canberra dalam penguncian yang berkepanjangan. Seluruh negara menikmati kehidupan yang sebagian besar bebas COVID-19, tetapi negara bagian tersebut telah menutup perbatasan untuk menghentikan varian Delta memasuki yurisdiksi mereka.

Perdana Menteri Queensland Annastacia Palaszczuk pada Hari Jumat mengatakan, pemodelan tentang bagaimana COVID-19 mempengaruhi anak-anak harus disiapkan, sebelum dia dapat membuat keputusan untuk melonggarkan aturan perbatasan.

"Daripada berkelahi dan menyerang, mari kita melakukan percakapan yang layak dan terdidik," katanya setelah komentarnya menuai kritik dari pemerintah federal.

Menteri Keuangan Simon Birmingham mengatakan kepada Nine News, Palaszczuk "berfokus pada sisi ketakutan daripada pada analisis faktual dan tenang yang perlu dilakukan untuk mendidik penduduk".

Untuk diketahui, Australia pada Bulan Juli meluncurkan peta jalan empat tahap menuju pelonggaran penguncian, dengan syarat tingkat vaksinasi mencapai 70 persen - 80 persen. Saat ini, baru sekitar 36 persen penduduk di atas 16 tahun yang sudah menerima vaksin COVID-19 lengkap.

Perselisihan antara negara bagian dan pemerintah federal terjadi ketika PM Morrison menginginkan diakhirinya penguncian, diikuti perubahan haluan ekonomi menjelang pemilihan tahun depan.

Queensland dan Australia Barat mengatakan mereka telah menyetujui target pembukaan kembali nasional ketika kasus di New South Wales rendah. Namun, kasus di negara bagian tersebut terus merebak, dengan Jumat ini melaporkan hari terburuk selama pandemi, di mana 1.431 kasus infeksi baru dan 12 kematian dilaporkan dipicu varian Delta.

Perdana Menteri New South Wales Gladys Berejiklian, memperingatkan penduduk untuk bersiap menghadapi lonjakan jumlah kasus, karena dua minggu ke depan kemungkinan akan menjadi yang terburuk dalam hal jumlah kasus.

Sementara, Victoria, rumah bagi Melbourne, melaporkan 208 kasus baru, naik dari 176 sehari sebelumnya. Satu kematian baru tercatat di negara bagian tersebut.

Total hampir 58.200 kasus dan 1.032 kematian telah dicatat di Australia sejak pandemi dimulai, jauh lebih rendah daripada banyak negara-negara yang setara Australia.