Bersiap Masuki Fase Endemik, Malaysia Pertimbangkan Warganya Wajib Tes Mandiri COVID-19
Ilustrasi alat tes COVID-19. (Wikimedia Commons/dronepicr)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan Malaysia yang baru Khairy Jamaluddin menyebut dirinya sedang mempertimbangkan kebijakan pengujian nasional, mengharuskan orang untuk melakukan tes COVID-19 mandiri ketika Malaysia memasuki fase endemik.

"Begitu kita masuk ke (fase endemik), apakah Anda sudah divaksinasi atau tidak, Anda perlu menguji diri Anda secara teratur," katanya dalam konferensi pers, mengutip CNA Kamis 2 September.

"Itulah mengapa kami ingin membuat pengujian lebih terjangkau dan lebih mudah diakses," sambung Khairy.

Lebih jauh mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, serta Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi Malaysia ini mengatakan, kebijakan tersebut merupakan salah satu opsi jika pemerintah tidak mewajibkan vaksinasi COVID-19 secara undang-undang.

Mereka yang menolak untuk divaksinasi harus mematuhi jadwal dan rezim pengujian tertentu, yang meliputi tes cepat antigen dan tes reaksi berantai polimerase atau tes PCR.

"Kami akan mengeluarkan kebijakan pengujian nasional untuk memperhitungkan mereka yang menolak untuk divaksinasi. Tetapi, hasil yang saya pilih adalah jika Anda tidak memiliki alasan medis, alasan apa pun untuk tidak divaksinasi, pergilah dan dapatkan vaksinasi," tutur Khairy.

"Saya belum sampai pada tahap di mana saya akan merekomendasikan kepada Kabinet mandat federal, tetapi saya juga tidak jauh dari itu," tandasnya

Dalam kesempatan tersebut Menteri Khairy juga mengungkapkan, kabinet telah setuju untuk menetapkan besaran Pagu untuk alat tes cepat dan akan diumumkan oleh menteri perdagangan dalam negeri.

Ditambahkan olehya, Malaysia kemungkinan dapat memasuki fase endemik COVID-19 pada akhir Oktober, ketika 80 persen populasi negara itu telah divaksinasi.

"Pada akhir Oktober kita akan mencapai titik batas endemik di mana kita harus mulai melihat hidup dengan virus," tandasnya.

Untuk diketahui, hingga saat ini Malaysia mencatat totoal 1.765.016 kasus infeksi dengan 16.942 kematian, serta 1.482.800 pasien sembuh sejak pandemi, melansir data Worldometers.