Bagikan:

JAKARTA - Lebih dari 100 tentara rezim militer Myanmar tewas dalam pertempuran dengan Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) di daerah Brigade 5, Distrik Papun, Negara Bagian Karen, menurut pernyataan kelompok tersebut Selasa.

KNLA adalah sayap militer Persatuan Nasional Karen (KNU), yang telah berperang melawan pemerintah Myanmar dan rezim militer sebelumnya untuk otonomi dan kesetaraan selama lebih dari tujuh dekade.

Mengutip The Irrawaddy Selasa 31 Agustus, Departemen Informasi Distrik Mutraw (Papun) KNU mengatakan, sekitar 118 tentara junta tewas dan 68 terluka dalam lebih dari 130 bentrokan antara junta dan pasukan KNLA di distrik mereka, selama Bulan Agustus.

"Salah satu dari mereka yang terluka adalah seorang komandan batalion. Lima tentara kami terluka tetapi tidak ada korban jiwa," sebut pernyataan KNU.

Lebih jauh pernyataan itu menerangkan, rezim militer Myanmar melancarkan 120 serangan artileri terhadap pertanian dan perkebunan warga sipil, menghancurkan total enam rumah dan tiga warga sipil dipukuli.

"Militer rezim Myanmar melakukan pengintaian udara di atas area Brigade 5 sebanyak lima kali dalam sebulan," lanjut pernyataan tersebut.

Di luar distrik Papun, ketegangan militer tetap ada di daerah lain yang dikendalikan oleh KNU/KNLA di Thaton di Negara Bagian Mon, Paan, Kawkareik dan Kyarinseikgyi di Negara Bagian Karen, Nyaunglebin dan Taungoo di Wilayah Bago pada Bulan Agustus, dengan sedikitnya 20 bentrokan dilaporkan.

Untuk diketahui, sejak kudeta 1 Februari, Beberapa brigade KNLA, termasuk Brigade 5, telah melindungi pegawai negeri sipil yang mogok dan memberikan pelatihan tempur kepada warga sipil yang secara sukarela melawan junta.

Pasukan KNLA menimbulkan banyak korban di pihak militer, selain merebut sedikitnya lima kamp militer di dekat Sungai Salween, sepanjang perbatasan Myanmar dengan Thailand antara Bulan Maret dan Mei.

Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.