Bagikan:

JAKARTA - Korea Utara telah mengembangkan peralatan Polymerase Chain Reaction (PCR) sendiri untuk melakukan tes virus corona, media pemerintah mengatakan pada Hari Senin, ketika negara itu meningkatkan upaya untuk mencegah jenis virus baru yang lebih menular.

Memilih untuk mengisolasi wilayah, Korea Utara memutuskan untuk menutup perbatasan, membatasi perjalanan dan memberlakukan tindakan pencegahan yang ketat, melihat pandemi sebagai masalah kelangsungan hidup nasional, kendati belum mengonfirmasi kasus positif COVID-19.

Sebagai bagian dari upaya anti-virus, para ilmuwan dan teknisi di Akademi Ilmu Pengetahuan Negara, telah mengembangkan sistem tes PCR yang memenuhi standar global untuk pertama kalinya, kata Rodong Sinmun, surat kabar Partai Buruh yang berkuasa, mengutip Reuters Senin 23 Agustus.

Peralatan tersebut diperkenalkan sebagai salah satu pencapaian baru-baru ini yang dibuat di bawah dorongan pemimpin Kim Jong Un untuk melokalisasi mesin, peralatan dan bahan, di tengah sanksi internasional dan penutupan perbatasan yang secara tajam mengurangi perdagangan.

Korea Utara telah menjalankan tes PCR sebagai metode diagnostik standar COVID-19 yang diakui secara internasional, tetapi menerima bantuan dari luar termasuk dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kantor berita negara KCNA juga mengatakan pada Hari Senin, Korea Utara terus meningkatkan pertempurannya melawan virus untuk menangkal varian Delta dan Lambda yang sangat menular yang menyebar di seluruh dunia.

"Rencana sedang dilakukan untuk menormalkan desinfeksi dan mencegah pergerakan orang dan persediaan yang tidak teratur di kantor dan tempat kerja. Sementara pendidikan dan kontrol sedang diintensifkan untuk memastikan semua orang mematuhi aturan termasuk mengenakan masker di ruang publik," tandas KCNA.