Bagikan:

JAKARTA - Guna mematangkan persiapan sebelum pembukaan pesta olahraga penyandang disabilitas terbesar di dunia itu dimulai pada 24 Agustus, atlet Indonesia untuk Paralimpiade Tokyo mulai menjalani latihan setiap hari.

Ketua National Paralympic Committee (NPC) Indonesia Senny Marbun mengatakan sebelum berangkat latihan, seluruh atlet dan ofisial harus terlebih dahulu mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan panitia penyelenggara, salah satunya kewajiban menjalani tes PCR setiap harinya.

“Semua harus ikut tes PCR setiap hari karena itu merupakan syarat yang ditetapkan di sini. Hingga hari ini semua tes PCR kontingen Indonesia menunjukkan hasil yang negatif,” kata Senny Marbun mengutip Antara, Minggu 22 Agustus.

Senny mengaku senang dengan fasilitas lengkap yang disediakan tuan rumah dalam mendukung seluruh atlet Para selama di Tokyo.

“Biasanya setelah PCR, baru semua atlet pergi latihan juga dengan mengikuti prokes ketat,” kata Senny menambahkan.

Berbeda dengan Olimpiade, Paralimpiade Tokyo membutuhkan fasilitas dan sarana yang sedikit berbeda mengingat ada sejumlah atlet yang menggunakan kursi roda atau alat bantu jalan lainnya.

Apresiasi tak hanya disampaikan kepada tuan rumah. NPC Indonesia juga bersyukur karena kontingen Indonesia juga banyak mendapat dukungan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo selama di Negeri Sakura. Senny menyebut bahwa setiap hari selalu ada perwakilan KBRI yang selalu membantu kontingen Indonesia.

Dukungan dari KBRI di Tokyo telah dirasakan sejak kedatangan kloter pertama tim Indonesia sejak di Tokyo. Setibanya di bandara, kontingen langsung disambut oleh Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Tri Purnajaya bersama jajaran.

“Kehadiran pegawai KBRI di sini sangat membantu kami dalam banyak hal. Mereka tiap hari hadir di wisma atlet untuk mendampingi kontingen. Karena mereka juga bisa bahasa Jepang, jadi mereka juga sering menjadi penerjemah bagi kami,” ungkap Senny.

Sebagian besar atlet Indonesia dari beberapa cabang olahraga telah berada di Tokyo untuk tampil di Paralimpiade yang akan berlangsung pada 24 Agustus-5 September.

Hanya atlet para-menembak yang belum tiba di Tokyo. Dua atlet para-menembak, yakni Hanik Puji Astuti dan Bolo Triyanto serta ofisial baru akan bertolak ke Jepang pada Senin, 23 Agustus.