Peneliti Inggris Terkejut saat Ungkap Ritual Pra-perkawinan Hiu Basking
Peneliti berhasil mengungkap perilaku pra-kawin Hiu Basking yang semula disangka sebagai hewan penyendiri. (Wikimedia Commons/YolanC)

Bagikan:

JAKARTA - Peneliti dari Naturescot dan University of Exeter, Inggris berhasil mengungkap perilaku mengejutkan dari hiu basking, lewat pengamatan dengan memasang kamera pada tubuh hiu.

Dari analisa rekaman yang diperoleh, peneliti dikejutkan dengan hiu yang semula dianggap sebagai hewan penyendiri, ternyata bersosialisasi di dasar laut, terlibat dalam sentuhan hingga naik ke permukaan bersama-sama, ritual yang diyakini sebagai pra-kawin.

"Menjadi ikan, mereka tidak harus berada di permukaan. Mereka menghabiskan 88 persen waktunya di dasar laut," jelas mahasiswa PhD Jessica Rudd yang memimpin penelitian tersebut, mengutip Euronews Jumat 6 Agustus.

"Ini pertama kalinya kami bisa melihat apa yang mereka lakukan. Pandangan mata hiu membantu kami dengan banyak wawasan. Sungguh menakjubkan, kami melihat seekor hiu muncul dari kegelapan sampai ke permukaan, 70 meter dalam waktu sekitar 77 detik. Merupakan hak istimewa untuk memiliki wawasan ini, untuk melihat apa yang terjadi dari sudut pandang hiu, sesuatu yang tidak Anda temui sebelumnya," urang Rudd.

Bagaimana penelitian ini dapat membantu konservasi laut? Para peneliti dapat melihat kumpulan besar hiu di Kepulauan Hebrides, Skotlandia.

hiu basking
Ilustrasi Hiu Basking. (baskingsharkscotland.co.uk)

"Semua orang benar-benar terdiam menyaksikan rekaman itu, lalu semua orang tersentak, dari melihat seekor hiu hingga melihat empat hingga sembilan hiu di dasar laut. Itu spektakuler," papar Rudd.

Para peneliti meyakini hiu melakukan perjalanan ke pantai dan ke Mediterania, kembali ke Hebrides untuk mencari makan dan mungkin untuk kawin.

"Ini kesempatan untuk bertemu hiu lain. Meskipun kami tidak menangkap perilaku kawin, kami melihat tampilan sebelum pacaran," lanjutnya. Teori perilaku kawin didasarkan pada pengamatan praktik perkawinan spesies hiu lainnya.

Pekerjaan yang telah dilakukan sejak tahun 2012, telah berkontribusi pada penetapan daerah makan menjadi zona konservasi laut, melindungi tempat makan hiu dan berpotensi reproduksi generasi mendatang.

"Kami sangat senang dengan penelitian ini, dan bagaimana teknologi terus berkontribusi pada pemahaman kami tentang perilaku hiu basking di dalam Kawasan Konservasi Laut (MPA) Laut Hebrides," tambah Dr Suz Henderson, Manajer Ekosistem Laut NatureScot.

hiu basking
Ilustrasi Hiu Basking. (Wikimedia Commons/Greg Skomal/NOAA Fisheries Service)

Kemajuan teknologi telah mempermudah melakukan pekerjaan seperti ini dengan kapasitas memori yang lebih besar, resolusi yang lebih tinggi, serta kamera yang lebih ringan, semuanya membuat pengamatan menjadi lebih canggih.

Hiu basking, yang merupakan ikan terbesar kedua di dunia, ditemukan di seluruh dunia. Namun, populasinya rentan dan di Atlantik utara (tempat penelitian berlangsung) mereka terancam punah.

Meski bersifat ilegal, namun perburuan terhadapnya masih berlangsung hingga saat ini, karena kandungan minyak ikannya yang kaya dan tentu perburuan atas siripnya.

"Kami dapat menggunakan hewan sebagai ahli kelautan ini, Anda dapat meneliti lautan dengan cara yang tidak dapat Anda lakukan sebelumnya, melihat kedalaman yang tidak dapat Anda capai atau pergi ke bagian Arktik yang tidak dapat Anda capai," tukasas Rudd.

"Spesies yang berbeda dapat membantu mengidentifikasi area yang berisiko di lautan karena cara mereka menggunakan perairan tersebut, mereka dapat memantaunya dengan cara yang tidak dapat dilakukan manusia," pungkasnya.