Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Israel Katz memerintahkan Kepala Staf Israel Defense Forces (IDF) Letjen Herzi Halevi menyerahkan hasil penyelidikan peristiwa serangan 7 Oktober 2023 pada Januari mendatang, mengatakan tidak akan ada penunjukan jenderal baru hingga saat itu.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan kantornya, menteri pertahanan memerintahkan Letjen Halevi untuk menunjukkan kepadanya semua penyelidikan yang sejauh ini telah diselesaikan.

"Adalah tugas IDF untuk menyelesaikan penyelidikan secepat mungkin untuk menyerahkannya kepada keluarga dan masyarakat di Israel, dan untuk mengambil pelajaran dan kesimpulan yang diperlukan," kata pernyataan itu, melansir The Times of Israel 19 Desember.

Letjen Halevi sebelumnya telah mengindikasikan, dirinya akan mengundurkan diri setelah penyelidikan pada 7 Oktober selesai.

Di sisi lain, Menhan Katz menegaskan akan membekukan semua penunjukan potensial untuk komando tinggi, hingga ia menerima hasil penyelidikan, dikutip dari The Jerusalem Post.

Menteri Katz baru-baru ini telah memblokir beberapa penunjukan tingkat menengah, dengan mengatakan para perwira yang dimaksud tidak dapat dipromosikan hingga peran mereka dalam serangan 7 Oktober 2023 diklarifikasi.

Langkah terbaru Katz ini menjadi panggung bagi kejutan politik dan militer yang besar. Secara militer, Menhan Katz, dalam beberapa hal, sedang menggerakkan IDF ke fase pasca-Halevi.

Salah satu peran paling mendasar dari kepala IDF adalah kekuasaan orang-orang yang ditunjuknya. Hal ini memungkinkannya untuk membentuk masa kini dan masa depan IDF sesuai dengan kecenderungan strategisnya, memberinya pengaruh yang lebih besar atas berbagai tingkat perwira di bawahnya yang berharap ia akan memberi mereka promosi.

Mengutip Ynetnews, Letjen Halevi mengkritik Menhan Katz setelah mengetahui dua pengangkatan jenderal yang dilakukannya ditangguhkan, berdasarkan laporan media.

"Pengangkatan perwira bukanlah hak istimewa. Ini adalah kebutuhan dan tugas," tulisnya dalam surat kepada komando senior IDF.

Diketahui, kelompok militan Palestina yang dipimpin oleh Hamas menyerang wilayah selatan Israel, menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas dan lebih dari 250 orang diculik sebagai sandera menurut perhitungan Israel pada 7 Oktober 2023.

Itu dibalas dengan kampanye blokade, serangam udara hingga operasi darat yang digelar oleh militer Israel sebagai tanggapan di wilayah kantong Palestina itu.

Kepala Staf IDF adalah orang pertama yang memikul tanggung jawab atas kegagalan IDF, menyiratkan ia akan meninggalkan jabatannya ketika penyelidikan atas pembantaian tersebut selesai.