Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Israel Defense Forces (IDF) Letjen Herzi Halevi membentuk tim yang terdiri dari para mantan pejabat militer negara itu, untuk menyelidiki kegagalan tentara mengantisipasi serangan kelompok militan Palestina, Hamas.

Keputusan itu diambil 90 hari setelah Hamas melancarkan serangan terhadap wilayah selatan Israel, menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas dan 240 lainnya disandera. Itu memicu kampanye militer besar-besaran Israel terhadap wilayah Jalur Gaza.

Pembentukan tim ini pertama kali dilaporkan oleh situs berita Ynet, dan dikonfirmasi ke The Times of Israel oleh IDF, seperti dikutip 5 Januari.

Menurut laporan itu, mantan Kepala Staf IDF Shaul Mofaz, mantan Kepala Direktorat Intelijen Militer Aharon Ze’evi-Farkash, mantan Kepala Komando Selatan Sami Turgeman dan mantan Kepala Direktorat Operasi Yoav Har-Even akan termasuk di antara mereka yang berada dalam tim investigasi.

IDF mengklarifikasi, mereka belum mulai menyelidiki kegagalan yang menyebabkan serangan gencar Hamas pada 7 Oktober, namun menegaskan "proses penyelidikan sedang dirumuskan."

Dalam pernyataan singkatnya, IDF mengatakan Staf Umum sedang memilih kepala berbagai tim untuk menyelidiki insiden seputar serangan teror tersebut.

"Ketika semuanya sudah selesai, maka akan diumumkan ke publik," kata IDF.

Diketahui, banyak kabar beredar seputar serangan kelompok militan Hamas yang dikaitkan dengan kegagalan intelijen hingga militer Israel dalam melakukan antisipasi. PM Benjamin Netanyahu sempat menuai kritik, lantaran menyalahkan elite intelijen Israel atas kegagalan mengantisipasi serangan Hamas.

Letjen Halevi sendiri November lalu mengakui kegagalan antisipasi serangan Hamas, namun memilih untuk fokus pada perang dan memastikan akan ada penyelidikan setelahnya.

"IDF, termasuk Direktorat Intelijen Militer, gagal pada 7 Oktober," ujar Letjen Halevi.

"Akan ada penyelidikan yang tajam dan mendalam, tapi sekarang kita harus fokus pada perjuangan," tandasnya.