Bagikan:

JAKARTA - Melbourne yang merupakan ibu kota bagi Negara Bagian Victoria, Australia, kembali mencetak rekor kasus infeksi harian COVID-19, kendati tengah berada dalam penguncian tinggal di rumah.

Menjalani perintah penguncian di rumah untuk kali keenam sejak awal Agustus lalu, guna memerangi wabah varian Delta, Melbourne melaporkan 1.438 kasus infeksi baru COVID-19 Hari Kamis.

Pihak otoritas Melbourne menyebut lonjakan ini disebabkan oleh pertemuan rumah ilegal untuk gelaran nonton bareng (Nobar) acara olahraga. Pihak berwenang memperkirakan, hampir sepertiga dari 1.438 kasus infeksi baru dapat ditelusuri kembali ke pesta-pesta di rumah akhir pekan lalu, untuk menyaksikan pertandian Grand Final Sepak Bola Peraturan Australia di televisi.

"Banyak dari kasus ini benar-benar dapat dihindari. Saya tidak mencoba menyalahkan siapa pun, saya hanya mencoba menjelaskan karena banyak orang akan menggaruk-garuk kepala, bagaimana bisa naik begitu banyak, begitu cepat," sebut Perdana Menteri Negara Bagian Daniel Andrews selama konferensi pers, mengutip Reuters 30 September.

Para pejabat mengakui jumlah kasus Kamis mengalami lompatan 50 persen dari kasus yang dilaporkan sehari sebelumnya, yakni 950 kasus, menyebutnya sebagai kemunduran besar dalam menangani pandemi, lantaran tengah berlomba untuk memvaksinasi 5,5 juta populasi orang dewasa di negara bagian itu.

Setengah dari populasi negara bagian berusia di atas 16 telah menerima dosis pertama mereka, di bawah rata-rata nasional 53 persen, karena para pejabat mengurangi separuh interval antara suntikan Pfizer di pusat vaksin yang dikelola negara menjadi, tiga minggu setelah persediaan meningkat.

Kota-kota terbesar Australia, Sydney dan Melbourne, dan ibu kota Canberra juga berada dalam penguncian selama berminggu-minggu untuk memerangi gelombang infeksi ketiga yang dipicu oleh varian Delta yang bergerak cepat. Membuat otoritas memilih mengebut program vaksinasi, dibanding mengejar nol COVID.

Sebanyak 941 kasus baru dilaporkan di New South Wales pada Hari Kamis, mayoritas di ibu kota negara bagian Sydney, sementara Queensland mencatat enam dan wilayah ibu Kota Australia 31 infeksi.

Rekor kasus infeksi COVID-19 di Victoria datang ketika pemerintah federal pada hari ini memutuskan untuk menghentikan dukungan keuangan darurat, bagi bisnis yang terkena dampak penguncian sejalan dengan rencananya untuk mengakhiri dukungan kepada karyawan yang terkena dampak virus.

Bendahara Federal Josh Frydenberg mengatakan, pembayaran sementara akan dihentikan begitu 80 persen populasi orang dewasa di negara bagian dan teritori telah divaksinasi sepenuhnya.

Tetapi, bisnis Victoria akan menerima dukungan baru 2,27 miliar dolar Australia atau sekitar 1,65 miliar dolar AS dari pemerintah federal selama enam minggu ke depan, di mana negara bagian harus mencapai target dosis itu, dari sekitar 50 persen sekarang.

"Kami tidak dapat menghilangkan virus, kami perlu belajar untuk hidup dengannya dengan cara yang aman dari COVID", kata Frydenberg dalam sebuah pernyataan.

Sementara, Perdana Menteri Scott Morrison telah mendesak semua negara bagian dan teritori untuk mulai hidup dengan virus, setelah penerima vaksin COVID-19 dosis penuh mencapai 70 persen - 80 persen, tetapi Queensland dan Australia Barat, yang sebagian besar bebas COVID, menyebut mereka dapat menunda pembukaan kembali.