Luncurkan Sistem Pertahanan Udara Baru, Iran Punya Radar yang Bisa Deteksi Pesawat Siluman dari Jarak 450 Km
Iran menyebut radar Alborz juga mampu mendeteksi hingga 300 target pesawat secara bersamaan. (Twitter/@imp_navigator)

Bagikan:

JAKARTA - Sanksi global berupa larangan pembelian persenjataan tidak membuat kemampuan militer Iran berkurang. Sebaliknya, industri pertahanan Iranan sukses membuat beberapa lompatan besar, termasuk di bidang pertahanan udara.

Salah satu pencapaian militer Iran adalah, ketika mereka sukses menembak jatuh salah satu drone andalan Amerika Serikat (AS), yakni RQ-A4 Global Hawk pada tahun 2019 lalu.

Terbaru, mengutip Sputnik News 1 September, Iran mengumumkan induksi enam proyek militer domestik baru ke dalam angkatan bersenjatanya. Namun, negara itu hanya meluncurkan dua di antaranya ke publik, radar baru dan pusat komando untuk sistem pertahanan udara buatan Iran.

Teheran mengharapkan, penambahan terbaru ini semakin meningkatkan kemampuan negara itu untuk mempertahankan wilayahnya dari serangan pesawat tempur siluman dan terbang ketinggian rendah.

Jenderal Pertahanan Udara Iran Alireza Sabahi Fard memuji peralatan baru, yang dikembangkan dan diproduksi di Iran, untuk memperkuat kemampuan pertahanan negara.

radar alborz
Radar Alborz Iran. (Twitter @imp_navigator)

"Hari ini, pertahanan udara (Iran) telah mencapai tingkat kemampuan tempur yang tidak membutuhkan (bantuan) dari negara lain", kata Fard.

Di antara sistem persenjataan baru untuk Angkatan Bersenjata Iran, ada radar array tiga dimensi "Alborz", yang mampu mendeteksi target udara yang dilengkapi dengan teknologi siluman sejauh 450 kilometer (km).

Jenderal Fard menyebut, radar ini membuat teknologi penghindar radar menjadi tidak berguna. Selain itu, Alborz juga disebutnya mampu mendeteksi hingga 300 target pesawat secara bersamaan.

Tambahan lain untuk Angkatan Udara Iran adalah sistem komando dan kontrol 'Borhan'. Ini mengumpulkan informasi dari semua radar yang terhubung, seperti Alborz, menganalisis data dan memerintahkan baterai untuk menembakkan rudal guna mencegat target yang dipilih.

Iran mengatakan sistem itu dapat bekerja dalam berbagai kondisi, termasuk selama gangguan radar dan 'operasi pengalihan', serta mampu menjatuhkan target di ketinggian rendah.

Untuk diketahui, Iran mengembangkan industri pertahanan dalam negerinya, seiiring dengan sanksi sanksi Dewan Keamanan PBB terkait pembelian sistem persenjataan dari negara lain.

Selama beberapa tahun terakhir, Teheran telah membuat beberapa lompatan teknologi dalam industri pertahanan, memproduksi drone domestik, rudal, jet tempur, kapal militer, dan sistem pertahanan udara.