JAKARTA - Menteri Luar Negeri Iran yang baru, Hossein Amir-Abdollahian, tiba di Damaskus, Suriah Minggu waktu setempat dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Faisal Mekdad.
Selama kunjungan ke Suriah, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian bersumpah Teheran dan Damaskus akan mengambil langkah-langkah besar, untuk menghadapi sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat pada kedua sekutu regional tersebut.
"Kepemimpinan kedua negara akan bersama-sama mengambil langkah besar untuk menghadapi terorisme ekonomi dan mengurangi tekanan pada rakyat kami", kata Amir-Abdollahian mengutip Sputnik dari AP, tanpa merinci langkah apa yang akan diambil, Senin 30 Agustus.
Hossein Amir-Abdollahian menggambarkan Suriah sebagai 'tanah perlawanan', memuji cara Teheran dan Damaskus dapat bekerja sama di lapangan dan mencapai kemenangan bersama.
Kedua negara menghadapi tekanan karena sanksi Amerika Serikat yang melumpuhkan, menghalangi partisipasi mereka dalam arsitektur keuangan global dan juga dalam daftar negara sponsor terorisme Departemen Luar Negeri AS.
Washington menjatuhkan sanksi terhadap Teheran menyusul penarikan mantan Presiden AS Donald Trump dari Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) pada tahun 2018. Seemntara, Suriah berada di bawah sanksi dari AS dan Uni Eropa sebagai sarana untuk menekan Pemerintah Suriah agar mengizinkan apa yang negara-negara Barat gambarkan sebagai 'transisi demokratis seperti yang diminta rakyat Suriah'.
BACA JUGA:
Sanksi AS terhadap Iran telah menyebabkan kelangkaan bahan bakar di Suriah, memicu masalah ekonomi negara itu, karena Damaskus bergantung pada pengiriman minyak Iran. Suriah telah mengalami banyak serangan selama dua tahun terakhir, dengan Damaskus dan Teheran mencatat Israel kemungkinan besar bertanggung jawab.
Untuk diketahui, Menlu Iran bertemu dengan mitranya dari Suriah, Faisal Mekdad, tak lama setelah partisipasi mereka dalam konferensi Timur Tengah atas nama Iran, dengan para pejabat dari dalam kawasan membahas cara-cara untuk meredakan ketegangan regional.