Bertemu di Kabul, Duta Besar China dan Pemimpin Taliban Bahas Keamanan hingga Bantuan Kemanusiaan
Pemimpin Taliban bertemu dengan Duta Besa China untuk Afghanistan. (Twitter/@IeaOffice)

Bagikan:

JAKARTA - China kembali menunjukan kemesraannya dengan Taliban. Kemarin, Wakil Kepala Kantor Politik Taliban di Qatar Abdul Salam Hanafi, bertemu dengan Duta Besar China untuk Afghanistan Wang Yu di Kabul.

"Hari ini, delegasi yang dipimpin oleh Maulvi Abdul Salam Hanafi, Wakil Kepala Biro Politik Imarah Islam Afghanistan, bertemu dengan Duta Besar negara tetangga China dan delegasi pendampingnya di Kabul," unggah juru bicara Taliban Mohammad Naeem di Twitter, Selasa 24 Agustus.

Mengutip Mint Rabu 25 Agusstus, dalam pertemuan tersebut kedua belah pihak disebut membahas keamanan kedutaan dan diplomat China, situasi terkini di Afghanistan, hubungan bilateral dan bantuan kemanusiaan China.

Bersama dengan Rusia, China diketahui tetap membuka kedutaan besarnya di Kabul, setelah Taliban dengan cepat menguasai ibu kota Afghanistan tersebut pada 15 Agustus lalu, mendorong warga negara asing dan sekutu Afghanistan mereka untuk segera mengungsi.

China merupakan salah satu negara yang banyak melakukan komunikasi dengan Taliban belakangan ini. Mengutip Reuters 28 Juli, Menteri Luar Negeri China Wang Yi bertemu dengan sembilan orang delegasi Taliban yang dipimpin Mullah Baradar Akhund di Tianjin. 

Menlu Wang Yi mengatakan, Taliban diharapkan memainkan peran penting dalam proses rekonsiliasi damai dan rekonstruksi di Afghanistan. Dalam kesempatan tersebut, Wang Yi juga berharap Taliban menindak Gerakan Islam Turkestan Timur, karena itu adalah ancaman langsung terhadap keamanan nasional China', mengacu pada kelompok yang dikatakan China aktif di wilayah Xinjiang di barat jauh China.

Pekan lalu, Menlu China mewakili pemerintah menyebut dunia internasional harus membimbing dan mendukung Afghanistan saat melakukan transisi pemerintahan, alih-alih memberikan tekanan lebih besar.

Situasi di Afghanistan, di mana Taliban telah merebut kembali kekuasaan 20 tahun setelah dipaksa keluar oleh invasi pimpinan Amerika Serikat, tetap tidak stabil dan tidak pasti, kata Wang seperti dikutip oleh Kementerian Luar Negeri China.

"Masyarakat internasional harus mendorong dan membimbingnya ke arah yang positif daripada memberikan lebih banyak tekanan yang akan kondusif untuk menstabilkan situasi," ujarnya saat berbincang dengan Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab melalui telepon pekan lalu.

Dalam pembicaraan telepon dengan Menlu Inggris, Wang juga mengatakan masyarakat internasional seharusnya tidak menggunakan Afghanistan sebagai medan pertempuran geopolitik, tetapi harus menghormati kemerdekaannya dan kehendak rakyatnya.